Letak Lembah Baliem, Papua yang berada pada ketinggian 1650 meter di atas permukaan laut, bersuhu dingin, sering berkabut, intensitas sinar matahari terbatas membuat pohon berukuran besar yang dapat tumbuh di daerah ini, hanyalah pinus dan pohon kasuari.
Dari kedua jenis pohon tersebut, pohon kasuari (Casuarina) yang dianggap spesial bagi Suku Dani. Pohon ini disebut kasuari karena daunnya menyerupai jarum mirip bulu burung kasuari.
Rupanya, kayu pohon kasuari dikenal keras dan panas bara api hasil bakaran kayu ini mampu bertahan lama. Sehingga dinilai sangat baik dalam tradisi pembakaran jenazah Suku Dani.
Kayu kasuari juga digunakan sebagai bahan bakar dalam tradisi memasak bakar batu.
Batang kayu kasuari juga digunakan sebagai bahan bakar dalam menggoreng sangrai biji kopi Baliem, karena menghasilkan aroma dan rasa khas pada kopi.
Selain itu, batang pohon kasuari juga digunakan sebagai tiang tengah rumah honai, sedangkan ranting kasuari untuk rangka atap honai.
Papan kayu kasuari disusun rapi sebagai dinding honai serta dijadikan sebagai pagar pembatas pekarangan maupun kebun. Sedangkan daun-daun pohon kasuari digunakan sebagai pupuk kompos.
Pohon kasuari di Lembah Baliem banyak ditanam sekitar pekarangan honai sebagai peneduh, sebagai batas kebun atau ditanam di sepanjang tepian Sungai Baliem, berfungsi sebagai penahan tanah dari abrasi sungai.
---
Artikel ini dibuat oleh Hari Suroto dari Balai Arkeologi Papua dan diubah seperlunya oleh redaksi.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang