Hutan Kalimantan tidak pernah kehilangan kharismanya. Di balik hutan Kutai Kartanegara, tersembunyi 2 gua yang masih sangat alami dan belum dijamah manusia.
Kekayaan alam yang ada di hutan tropis Kalimantan tidak pernah hilang. Potensi kayu yang belimpah tidak akan pernah habis, jika manusia tetap menjaga lingkungannya. Begitu juga dengan potesi hamparan batu gamping yang yang banyak sekali terdapat di hutan Kalimantan.
Salah satunya adalah pesona batu gamping yang membentuk gua alami yang tentunya memiliki keindahan dan menjadi favorit para warga yang ingin menikmati keindahan alam bawah tanah yang banyak menyimpan sejuta pesona luar biasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hutan pegunungan desa Sedulang, Kecamatan Sebulu di Kabupaten Kutai Kartanegara menyimpan pesona alam yang masih alami. Di hutan tersebut terdapat beberapa gua yang saling terhubung di sepanjang deretan pegunungan Karst di wilayah Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Ada beberapa gua yang saat ini menjadi tempat kunjungan wisatawan, selain lokasinya yang mudah dijangkau, gua tersebut juga memiliki daya tarik tersendiri ketimbang gua-gua lain yang berada ada di hutan desa Sedulang, Kabupaten Kutai Kartanegara.
![]() |
Ada dua gua nan eksotis yang tersembunyi di dalamnya, yakni Gua Kelelawar dan Gua Air. Kedua gua ini berada di ketinggian sekitar 100 Mdpl. Dua gua alam itu menyimpan berbagai potensi wisata yang layak dikunjungi wisatawan.
Lokasi Gua Kelelawar berjarak lebih kurang 30 km dari pusat Pemerintahan Kabupaten Kutai Kartanegara yakni di Kecamatan Tenggarong. Sebagian gua tersebut berada di puncak Bukit Desa Sedulang, beberapa gua lainnnya berada di kaki bukit dan kawasan lembah.
Harpiah, warga Kota Samarinda yang datang bersama keluarganya ke gua ini pada Rabu (13/1/2020) pagi mengatakan, masyarakat sudah sejak lama mengetahui keberadaan gua tersebut, namun memang tidak semua pernah ditelusuri. Sebagian gua juga belum pernah diberi nama, karena masih berupa misteri bagi warga sekitar.
"Eh lokasi gua ini memang agak susah dicapai, tapi sebenarnya kalau dilihat potensi guanya ini sendiri luar biasa ya karena masih banyak ini apa ini istilahnya ini stalagmit. Ini masih hidup karena masih meneteskan air, selain itu di dalam tadi masih banyak serangga-serangga yang sebenarnya ini adalah satwa lokal yang mungkin di luar kita tidak bisa temui," kata Harpiah.
Lebih lanjut, Mahasiswa IAIN Samarinda ini mengatakan bahwa gua pertama yang dikunjungi adalah Gua Kelelawar. Gua ini berada di balik pepohonan dengan kondisi jalan menurun yang cukup curam.
Meski lebar mulut gua hanya sekitar delapan meter, namun di bagian dalam gua sangat luas dan terdapat begitu banyak kelelawar yang bergelantungan di langit-langit, dengan pemandangan stalaktit dan stalagmit batu kapur warna putih yang memukau.
"D idepan mulut gua terdapat sebuah batu dengan ketinggian 1,5 meter. Batu itu serasa menjadi penjaga pintu masuk bagi warga atau pengunjung yang ingin masih ke dalam gua. Oleh warga sekitar, di depan batu ini biasanya diletakan beberapa sesajen, karena banyak sekali cerita mistis di Gua Kelelawar ini. Sayangnya, masih banyak yang belum diketahui warga tentang goa sepanjang 1 kilometer ini," imbuh Harpiah.
Selanjutnya ---->> Gua Air
Gua Air, Ada Sungai Bawah Tanah di Dalamnya
Setelah puas melihat dan mengunjungi gua pertama, pengunjung bisa menuju ke kaki bukit untuk melihat gua kedua yang berada sekitar 200 meter. Begitu mendekati mulut gua yang sangat luas, aliran air terdengar sangat kencang dari radius 100 meter.
Bau menyengat juga tercium dari dalam gua. Bau itu adalah aroma khas kotoran kekelawar yang jumlahnya mencapai ribuan ekor yang bersarang di dalam gua.
Kondisi gua semakin menarik saat mata pengunjung dimanjakan dengan hamparan batu stalagmit atau batu-batu yang menempel pada langit-langit gua.
Di gua ini, lanjut Harpiah, para pengunjung bisa lebih semangat untuk menjelajahi gua. Suara aliran sungai terdengar sangat kencang. Bahkan hamparan batu-batu yang tersusun rapi di dalam gua menambah rasa ingin tahu para pengunjung untuk menaikinya.
"Meski banyak lumut yang menutupi batu, namun rasa ingin tahu dan keinginan menjelajahi gua ini menutupi rasa takut yang kita rasakan," kata Harpiah.
![]() |
Apalagi pengunjung lain juga sangat antusias untuk masuk ke dalam gua yang lebih lebar lebih tinggi dan lebih luas dari gua kelelawar. Ciri gua ini memiliki aliran sungai berbatu di tepinya, sungai tersebut diyakini bermuara di sungai Mahakam.
Sementara itu, M Riyanto warga Kutai Kartanegara mengatakan bahwa gua ini membuktikan bahwa Kutai Kartanegara masih menyimpan berbagai misteri berupa belasan gua batu yang sebagian besar belum pernah ditelusuri keberadaannya.
Gua-gua ini harapannya bisa dikelola dengan baik sehingga mampu menjadi tujuan wisata alam dan menjadi penggerek perekonomian warga dan sumber pemasukan desa.
"Gua ini dialiri oleh anak sungai dan ada sumber air. Sumber air ini bermuara ke Mahakam. Jika melihat potensinya ini sangat besar sekali dan jika dikelola dengan baik dan ditata oleh pihak desa, maka bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar," kata Riyanto.
Dari itu, lanjut Riyanto tempat ini diharapkan tempat ini tetap terjaga dengan baik dan bisa menjadi perhatian desa, karena ini salah satu potensi desa untuk dikembangkan menjadi desa wisata.
Apalagi jika pengunjung ikut menelusuri hingga ke ujung gua, pengunjung bisa melihat aliran sungai di antara bebatuan alam yang terbentuk sempurna. Tentunya itu akan memanjakan pengunjung untuk bermain di aliran air yang jernih dari dalam gua yang mengarah ke sungai besar yang bermana sungai Mahakam.
Namun sayang, meski memiliki daya tarik yang besar, hamparan gua di kawasan pegunungan di desa Sendulang, Kecamatan Sebulu, masih belum dikelola secara optimal. Akses masuk menuju desa Sedulang masih jauh dari harapan, fasilitas penunjang juga masih minim, promosi juga masih sangat kurang, sehingga wisatawan yang datang masih minim.
"Kita harapkan pemerintah bisa memberikan kontribusi yang nyata untuk menunjang sektor pariwisata di tempat ini, yang pasti akses jalan menuju tempat ini diperbaiki sehingga pengunjung tidak kesulitan jika datang ke tempat ini," kata Riyanto.
Simak Video "Video: Visual Obyek Wisata Danau Bekas Tambang di Kutai Kartanegara"
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan