Menengok Cantiknya Krisan dan Menikmati Coklat Banyu Langit di Yogyakarta

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Menengok Cantiknya Krisan dan Menikmati Coklat Banyu Langit di Yogyakarta

Maria Karsia - detikTravel
Minggu, 07 Mar 2021 09:17 WIB
Menengok Cantiknya Krisan dan Menikmati Coklat Banyu Langit di Yogyakarta
Bunga krisan. Foto: Maria Karsia
Jakarta -

Jika liburan ke Yogyakarta, mampirlah ke Sleman untuk menengok kecantikan krisan dan mencoba coklat banyu langit di Gunung Api Purba Nglanggeran.

Bermula dari bincang-bincang dengan teman baik, seorang peneliti Krisan Indonesia dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian, Dr. Tri Martini Patria (46), yang mengajak untuk mengunjungi kebun Krisannya di Sleman, akhirnya membawa saya dan 3 orang teman baik untuk berkunjung ke Sleman, Yogyakarta.

Kali ini ke Yogya tanpa menikmati keraton, gudeg dan candi, alias tak menjelajah kota Yogyakarta. Ya, tepatnya perjalanan hanya seputaran Sleman dan Kulonprogo. Teman saya, Tria ingin menunjukkan kebun budi daya bunga krisan yang dikembangkan oleh keluarganya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah sekian lama tak ada kesempatan mengunjungi Yogyakarta, dikarenakan pandemi COVID-19, saya naik pesawat dan untuk pertama kali mendarat di Bandar Udara Internasional Yogyakarta, Kulonprogo.

Gerbang terminal kedatangan bandara yang megah ini layaknya seperti halaman keraton. Ada spot-spot instagramable untuk mengabadikan diri. Pandangan saya terpaku jauh.

ADVERTISEMENT
Menengok Cantiknya Krisan dan Menikmati Coklat Banyu Langit di YogyakartaKebun bunga krisan. Foto: Maria Karsia

Sebuah lukisan alam di kejauhan, terlihat pegunungan Manoreh, berhadap-hadapan dengan bandara. Setelah berswafoto sebentar, perjalanan langsung dilanjutkan menuju kebun Krisan florist Sasikirana, di daerah Panggeran, Hargobinangun, Pakem, dan Sleman .

Budidaya bunga Krisan pernah berjaya di Sleman pada tahun 2005, namun sempat terhenti pada tahun 2010-an akibat erupsi gunung Merapi. Tria mencoba untuk membudidayakannya kembali sekarang.

Banyak orang mengira Krisan hanya dapat tumbuh di dataran tinggi saja. Namun, seorang Tria yang memang khusus mengabdikan dirinya sebagai peneliti Krisan, dengan ketekunannya telah membuktikan Krisan dapat tumbuh di dataran rendah dengan ketinggian hanya 500 mdpl.

Bunga Krisan adalah salah satu komoditas bunga hias yang cukup populer di dunia. Bunga ini di Jepang merupakan bunga simbol kekaisaran dan setiap tahun, di beberapa wilayah Jepang, diselenggarakan festival bunga Krisan, dan Jepang kekurangan pasokan bunga tersebut dari pasar dalam negerinya.

Di Indonesia, kita membudidayakannya untuk kebutuhan bunga hias potong, masih sedikit industri nyang memanfaatkannya untuk dijadikan minuman dan ekspor. Di kota Yogya permintaan pasarnya masih tinggi, setiap bulan saja, 10 ribu tangkai bisa terserap. Itupun baru 30% dari kebutuhan bunga potong Krisan.

Menengok Cantiknya Krisan dan Menikmati Coklat Banyu Langit di YogyakartaSalah satu jenis bunga krisan. Foto: Maria Karsia

Selain untuk bunga hias potong, potensi kebun bunga Krisan dapat dikembangkan juga untuk wisata bunga. Untuk saat ini, memang florist Sasikirana belum dibuka untuk itu.

Lokasi ini nantinya akan lebih dikembangkan pemiliknya, agar pengunjung yang datang ke Sleman bisa juga menikmati indahnya berbagai jenis Krisan.

Beruntung, kali ini kami datang tepat masa siap panen Krisan dan pemilik kebunnya memandu langsung kami memetik untuk dipanen.

Tak lengkap jika kita hanya berfoto tanpa tahu nama-nama Krisan hasil silangan yang telah punya nama lokal Indonesia. Ada 7 varietas bunga Krisan di Sasikirana florist, namanya pun unik-unik.

Sasikirana, Kusumapatria, (Patria, nama belakang dari Tri Marini Patria) , lalu ada Puspita Nusantara, Kinanti, Marimar, Yulimar, dan Sheena. Warnanya pun beragam, karenanya Krisan dijuluki sebagai bunga seribu warna.

Mengunjungi nursery Sasikirana membuka wawasan, krisan pun tentu saja dapat menjadi satu lagi potensi wisata Yogyakarta. Provinsi ini punya gerbang baru di Sleman, yang memiliki banyak spot wisata alam, dan juga wisata kuliner. Misalnya, kami makan soto dan mie godok yang maknyus di Warung Bu Krido dan jajanan jadah tempe mbah Carik di Kali Urang.

Melihat Krisan cantik - cantik di Pakem, Sleman, saya membayangkan suatu saat , akan tumbuh desa-desa wisata bunga di pedesaan Sleman. Tentu bunga-bunga itu bukan hanya untuk indah dipandang mata, tapi potensi ekonomi yang menyertainya bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitarnya. Ingatlah Tulip di Belanda, dengan taman Keukenhof nya terkenal ke seantero jagad juga dimulai dari ladang-ladang bunga rakyat.

Selanjutnya: mencicipi minuman coklat banyu langit

Selain Sleman, kami juga berkunjung ke lokasi wisata alam gunung api purba desa Nglanggeran kecamatan Pathuk, kabupaten Gunung Kidul.

Ada beberapa lokasi ekowisata gunung purba yang dapat dikunjungi. Kami diajak fokus oleh Tria yang seorang peneliti pertanian untuk berkunjung ke tempat yang terkait erat dengan penelitian pertanian dan hasil nyata dari pengembangan teknologi pertanian.

Boleh dikatakan, ini wisata edukasi yang menarik juga. Selain menikmati alam gunung api purbanya dengan batu-batu gunung berusia 60-70 juta tahun atau umur tersier dengan batuan yang khas didominasi oleh aglomerat dan breksi gunung berapi, kamipun dipandu melongok Taman Teknologi Pertanian (TTP) Nglanggeran, yang merupakan satu dari 43 Taman Sains Pertanian/Taman Teknologi Pertanian (TTP) yang dibangun Badan Litbang Pertanian.

Letaknya yang berada di kawasan wisata gunung api purba Nglanggeran, terintegrasi apik dengan lingkungan geopark. Di sini kita bisa melihat puncak gunung yang kelihatan dekat di depan mata.

Menengok Cantiknya Krisan dan Menikmati Coklat Banyu Langit di YogyakartaEmbung Nglanggeran. Foto: Maria Karsia

TTP ini dibangun untuk terus berupaya meningkatkan nilai tambah komoditas di wilayah itu, yakni kakao yang menjadi produk andalan pertanian masyarakat sekitar. Coklat yang diproduksi, dinamakan Coklat Banyu Langit atau Air Langit.

Mengapa coklatnya dinamakan demikian, rupanya ada kisah menarik asal usul nama coklat itu. Siapa tak kenal Didi Kempot?

Penyanyi terkenal itu menciptakan tembang cinta berjudul Banyu Langit, yang menggambarkan gunung api purba Nglanggeran dan hawa dinginnya saat berada di salah satu situs geopark gunung Sewu.

Tak dinyana lagu itu turut membuat lokasi wisata menjadi terkenal di masyarakat, banyak orang tahu ada lokasi wisata gunung api purba Ngalanggeran justru setelah ada lagu Banyu Langit.

Memang suasana sejuk di gunung api purba lebih nikmat dirasakan sambil menyeruput hangatnya minuman coklat Banyu Langit yang diproduksi oleh petani kakao di situ.

Sebelum ada TTP, masyarakat hanya menjual produk kakao mentah, sejak TTP dibangun pada 2015, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta memberikan pendampingan teknologi kepada masyarakat untuk bisa memproduksi sampai kakao tersebut diolah menjadi coklat.

Selain minuman coklat, dijual juga produk dark coklat 70%. Coklat dengan tekstur lembut dan wangi ini, harganya pun cukup murah.

Menengok Cantiknya Krisan dan Menikmati Coklat Banyu Langit di YogyakartaGunung api purba Nglanggeran. Foto: Maria Karsia

Satu lagi yang tak kalah penting, bagi penggemar durian seperti saya, merasakan legitnya durian Montong, durian Bawor dan durian lokal juga merupakan kenikmatan tersendiri dari ekowisata di gunung api Nglangeran.

Setelah puas makan durian dan minum coklat, lokasi terdekat yang wajib dilihat adalah embung (tampungan air) kebun buah Nglanggeran seluas 0.34Ha. Sudah menikmati duluan buahnya, baru mengerti bahwa dari embung inilah, airnya digunakan untuk pengairan kebun buah kakao, durian montong, durian lokal serta kelengkeng.

Embung atau waduk mini yang dibangun pada tahun 2013, dan berada di ketinggian 495 mdpl ini juga merupakan primadona penikmat senja sebetulnya. Foto- foto sunset dari embung banyak dapat dilihat di intenet.

Sayang kami tak dapat berlama-lama menunggu senja, namun kami tetap dapat menikmati eksotisme alam sekitar dengan latar embung yang airnya biru kehijauan, sambil bersiul lirik lagu Banyu Langit dari Didi Kempot, yang baru saja saya dengarkan ketika menyeruput minuman coklat hangat tadi.

Halaman 3 dari 2
(pin/pin)

Hide Ads