Sejumlah kawasan wisata terpuruk kekurangan pengunjung akibat pandemi. Tapi tampaknya hal itu tak dialami wisata alam di Sentul ini.
Pemandu wisata yang tergabung dalam Local Guide Sentul Community, Uje berjalan tanpa 'ngos-ngosan' menelusuri jalan. Dia melangkah dengan santai tanpa bantuan trekking pole.
Sesekali dia berbincang sembari menjaga semangat peserta trekking menuju Desa Cisadon, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Dia menuturkan peminat trekking justru makin banyak semenjak pandemi virus Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sependapat dengan Uje, Mamet, sesama pemandu wisata dalam rombongan mengatakan kebanyakan peserta trekking berasal dari Jakarta. Keduanya optimistis bakal lebih banyak peminat trekking, terlebih sebagian besar orang masih pikir panjang jika ingin liburan terlalu jauh. Sentul rasanya cukup dekat dari ibukota dan memiliki ragam potensi wisata alam.
"Wah (pandemi) malah rame. Trekking ada, running, terus sepeda, (motor) trail, mobil off road. Cari tantangan, makanya lewat jalan kayak gini," kata Mamet sembari menunjuk jalan bercekungan dalam pada CNNIndonesia.com.
Dari kacamata Uje dan Mamet, bisa dibilang pariwisata tak sepenuhnya 'jompo' selama masa pandemi. Ternyata masih ada secercah cahaya di tengah gulita. Alam memberikan kesempatan untuk berdiam, menikmati udara segar tanpa harus mengenakan masker juga sarana melarikan diri dari kejenuhan kota.
![]() |
Dadan Anwarudin, yang khusus menangani reservasi wisata alam Sentul di Local Guide Sentul Community, mengatakan trekking menjadi tren saat pandemi. Tepatnya mungkin sekitar Juni 2020. Menurut pria yang akrab disapa Edo ini, banyak pelaku wisata yang beralih menyediakan paket aktivitas trekking juga aktivitas lain yang berhubungan dengan alam.
"Wisata alam ini kan termasuk zona sedang, berdasar aturan pemerintah, ketimbang nongkrong di kafe, restoran. Kegiatan pun bisa private tanpa digabung dengan grup lain. Di kami minimal 2 orang bisa langsung jalan, mau kapanpun. 50 orang pun juga bisa tapi kemudian dipisah-pisah ke grup kecil," kata Edo saat ditemui usai mendampingi trekking di kawasan Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Rabu (3/3).
Wisata alam dalam balutan aktivitas trekking tidak sepopuler sekarang. Bayangkan, dalam seminggu terdapat 4-5 reservasi itu pun dengan jumlah peserta tidak sedikit. Jika ingin berhitung, lanjut Edo, mungkin sudah sekitar 5.000 orang menjejakkan kaki di alam Sentul lewat jasa operator-operator wisata alam yang tergabung di komunitas.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan