Patung ikonik di Jalan Cadas Pangeran, Kabupaten Sumedang dijadikan simbol perlawanan rakyat Sumedang pada masa Hindia - Belanda atau pra-Indonesia. Siapa mereka?
Patung itu rupanya patung Bupati Sumedang Pangeran Kusumadinata IX atau Pangeran Kornel dengan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels.
Patung tersebut menampilkan sosok lelaki tinggi yang mengenakan jubah busana militer dan juga topi tricorne. Dia nampak menyodorkan tangan kanan yang disambut jabatan tangan kiri oleh lelaki yang mengenakan berikat kepala Sunda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Membicarakan Daendels tidak lepas dari kenangan pahit penduduk Sumedang di zaman Belanda yang menjadi korban kerja rodi dari proyek Jalan Pos atau Jalan Daendels. Dalam pembangunan jalan itu, kurang lebih 5.000 nyawa melayang lantaran harus mengikis medan terjal cadas berbatu disertai jurang yang sangat curam atau kini dinamai Cadas Pangeran.
Deskripsi itu diungkapkan Pramoedya Ananta Toer dalam bukunya Jalan Raya Pos, Jalan Daendels (2006). Di masa pendudukan Jepang, Pramoedya atau Pram yang kala itu bekerja di Kantor berita Domei milik Jepang berkesempatan membaca berbagai referensi buku salah satunya ensiklopedi besar winkler prins.
Dari sana, Pram mengetahui akan sosok Daendels yang digambarkan sebagai seorang yang berhati baja, sekaligus berkepala angin, baik atau buruk, benar atau salah akan langsung menembak mati lawan yang membangkangnya. Lingkungan dan bawahannya harus patuh pada perintahnya.
![]() |
Daendel diangkat jadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda oleh Louis Napoleon Bonaparte yang tidak lain adik dari Kaisar Perancis Napoleon Bonaparte pada 1808. Belanda yang berada di bawah kekaisaran Perancis kala itu mendapat ancaman laut dari persekutuan Eropa yang pimpin oleh Inggris.
Untuk menyelamatkan tanah Jawa dari serangan Hegemoni laut Inggris (setelah sukses menyingkirkan hegemoni Spanyol dan Portugis, sekutu dari Kekaisaran Perancis) maka diutuslah Daendels sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda merangkap Panglima Tertinggi Angkatan Darat dan Laut.
Saat ke pulau Jawa, Daendels tidak menggunakan kapal laut Belanda karena ancaman Inggris, ia pun menempuh jalan darat melalui Paris - Lisboa - Cadiz di Spanyol Selatan. Kemudian, menyeberang ke Kepulauan Kanari di Samudera Atlantik di Barat Afrika Utara lalu naik ke Kapal Amerika menuju New York lalu dari situ naik kapal Amerika menuju Jawa dengan memakai nama samaran, Van Vlierden (nama istrinya).
Baca juga: Jawa Barat Menyerah, Aset Hotel pun Dijual |
Apapun tugas yang diemban Daendels, terpenting adalah mempertahankan tanah Jawa terutama Batavia sebagai ibukota kerajaan dunia Belanda di Asia. Salah satu yang dilakukannya yaitu membangun Jalan Raya Pos yang membentang 1.000 Kilometer sepanjang utara Pulau Jawa atau dari Anyer sampai Panarukan pada 1808.
Halaman berikutnya >>> Deandels sampai di Sumedang
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan