Keindahan alam di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat tidak perlu diragukan lagi. Berbagai destinasi wisata dengan pemandangan ciamik banyak ditemui di daerah berjuluk Kota Angin ini.
Namun belum banyak yang tahu jika Majalengka juga memiliki destinasi wisata alam yang memiliki nilai sejarah. Adalah Pantan Cigowong, sebuah mata air yang berada di Dusun Cigowong, Desa Ganeas, Kecamatan Talaga, Kabupaten Majalengka.
Mata air ini sangat terlihat jernih memenuhi bangunan menyerupai kolam. Air yang dikeluarkannya dari mata air Pantan Cigowong ini juga cukup deras.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usut punya usut mata air Pantan Cigowong ini diketahui merupakan mata air peninggalan Belanda, begitu juga dengan bangunan yang menyerupai kolam yang diketahui merupakan saluran air bersih.
Nana Rohmana Ketua Grumala (Gruop Madjalengka Baheula) sekaligus penikmat sejarah Majalengka menjelaskan mata air Pantan Cigowong pertama kali diresmikan oleh Bupati Majalengka saat itu yakni Raden Mas Arya Adipati Soeriatanudibrata pada 2 November 1936.
"Berdasarkan warta berita Belanda bahwa Bupati Majalengka saat itu Raden Mas Arya Adipati Soeriatanudibrata meresmikan saluran air bersih atau Watter Leiding Bedrift pada tanggal 2 November 1936," kata Nana, Sabtu (7/8/2021).
![]() |
Namun kata Nana ada sumber lain yang menyebutkan jika pembangunan watter leideng bedrift itu dilakukan dalam rangka memperingati pernikahan Ratu dan Pangeran Belanda yang ada di Majalengka.
"Ada keterangan lagi bahwa pembangunan Watter Leideng Bedrift ini sebagai peringatan pernikaham Ratu Belanda Wilhelminna dan Pangeran Heindrik," ungkap Nana.
"Pernikahan mereka dilaksanakan di Belanda pada 7 Februari 1902. Nah penanaman batu pertana pembangunan Pantan Cigowong ini mungkin dilakukan pada tanggal yang sama, 7 Februari 1936. Kemudian diresmikan tanggal 2 November 1936," lanjutnya.
Setelah diresmikan kata Nana, air yang berasal dari mata air Pantan Cigowong kemudian dialirkan kepada masyarakat Talaga. Tentunya para pejabat Belanda yang didahulukan mendapat aliran air.
Nana menceritakan pada masa penjajahan Jepang, watter leideng bedrift tersebut sempat akan dihancurkan oleh tentara-tentara Jepang. Namun upaya itu tidak berhasil.
"Pada masa penjajahan Jepang temapat ini mau dihancurkan namun tidak berhasil karena ada yang menjaganya.NOrang terdebut adalah Komandan Rikugun, seorang mata-mata yang saat itu berpura-pura menjadi pedagang Sutra," ujar Nana.
![]() |
Ia juga menceritakan nama Pantan Cigowong sendiri berasal dari kata Pantan yang artinya sumber mata air dalam bahasa Sunda. Sedangkan Cigowong adalah gowong atau teriak.
"Kenapa sih gowong, ketika itu seorang petani sedang membersihkan sawah tapi tidak sengaja menemukan sumber air yng sangat besar. Pas dicangkul keluar air memuncar besar dan bening. Kemudian petani tersebut ngagowong atau berteriak bahwa dia menemukan sumber mata air itu," jelasnya.
Hingga saat ini mata air Pantan Cigowong masih terus dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan air baik itu keperluan MCK maupun untuk mengairi area persawahan.
(pin/pin)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!