Stasiun Cirebon, Kota Cirebon, Jawa Barat, merupakan salah satunya stasiun tua di Indonesia. Stasiun ini merupakan pusat dari aktivitas PT KAI Daop 3 Cirebon.
Stasiun Cirebon berada di Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon. Tak jauh dari Balai Kota Cirebon. Stasiun ini melayani kedatangan dan keberangkatan kereta api ke kota-kota besar, seperti Jakarta, Jogjakarta, Surabaya, dan lainnya. Dikutip dari kai.id, Stasiun Cirebon terdaftar sebagai cagar budaya di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dengan nomor RNCB.20100622.02.000798. Penetapan benda cagar budaya itu sesuai berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Nomor PM.58/PW.007/MKP/2010.
"Betul tercatat sebagai cagar budaya," kata Humas PT KAI Daop 3 Cirebon Suprapto kepada detikcom, Sabtu (28/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suprapto memberikan catatan singkat sejarah Stasiun Cirebon. Catatan tersebut dirangkum dari berbagai sumber, seperti buku berjudul Pembangunan Jalur Kereta Api dan Trem di Cirebon yang ditulis Djoko Marihandono, buku Spoorwegstation op Java (1993) oleh Michiel van Ballegoijen de Jong, Majalah DKA, dan kitvl.nl.
![]() |
Dalam ulasan singkat itu, pembangunan Stasiun Cirebon tak lepas dari aktivitas produksi gula yang ada di sepanjang Pantai Utara (Pantura) Jawa, dari Semarang hingga Cirebon.
![]() |
Jalur kereta yang melintas di Cirebon dibangun oleh Staatssporwegen (SS) dan Samarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS). SS merupakan sebuah perusahaan kereta api negara.
Sedangkan SCS perusahaan milik swasta. Hingga akhirnya pada 3 Juni 1912, SS meresmikan jalur kereta api Cikampek-Cirebon sepanjang 137 kilometer. Bertepatan dengan itu perusahaan pelat merah ini membuka angkutan untuk umum di Stasiun Cirebon.
Melalui catatan singkat yang dikirim Suprapto menyebutkan, pada tahun 1885-1886, perusahaan kereta api swasta Java Spoorweg Maatschappij (JSM) membuka jalur kereta api Tegal-Slawi-Balapulang. Namun, dalam operasionalnya JSM mengalami kerugian. Hingga akhirnya JSM diambil alih oleh perusahaan kereta api swasta bernama SCS pada tahun 1892.
Setelah menerima pelimpahan konsensi JSM, SCS melanjutkan pembangunan jalur kereta api dari Cirebon sampai ke Semarang. "Keseluruhan pembangunan rampung pada tahun 1899. Keberadaan jalur ini berkaitan dengan menjamurnya pabrik gula di sepanjang pantai utara Jawa," dalam catatan Humas Daop 3 Cirebon itu.
Stasiun Cirebon dibangun oleh arsitek arsitek Pieter Adriaan Jacobus Moojen. Gaya bangunannya art deco, tak jauh beda dengan bangunan tua lainnya yang ada di Cirebon, seperti Balai Kota Cirebon, Bank Indonesia Cirebon, dan gedung Tobacco British American (BAT).
Dalam perjalanannya, Stasiun Cirebon telah mengalami peremajaan beberapa kali. Namun, tak ada perubahan yang mendasar pada bagian bangunan utama Stasiun Cirebon. Gaya art deco paling menonjol pada bagian muka bangunan.
![]() |
"Pada zaman kolonial, pelayanan penumpang dan barang masih dalam satu stasiun, tetapi dipisahkan oleh dua loket. Di bagian kiri khusus penumpang, dan sebelah kanan untuk bagasi. Oleh sebab itu pada bagian depan dua menara tersebut pernah dipasang tulisan "kaartjes" (karcis) di sebelah kiri dan "bagage" (bagasi) di sebelah kanan," dikutip dari kai.id.
Foto 360 Stasiun Cirebon
![]() |
Pada awal diresmikan, pintu masuk melalui empat lubang di bangunan utama. Hingga kini akses pintu masuk tetap menggunakan bangunan utama. Sementara itu, akses pintu keluar berada pada bagian bangunan yang paling kiri, dekat dengan layanan karcis.
Foto 360 Ruang Tunggu Stasiun
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!