Tempe Mendoan, Si Lemas yang Jadi Magnet Kuat Wisata Banyumas

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tempe Mendoan, Si Lemas yang Jadi Magnet Kuat Wisata Banyumas

Putu Intan - detikTravel
Jumat, 19 Nov 2021 08:45 WIB
Wouw! Dijamin Kenyang Ngemil Tempe Mendoan Ukuran Jumbo Ini
Tempe mendoan khas Banyumas. Foto: detikcom/Rifkianto Nugroho
Purwokerto -

Bagi masyarakat Banyumas, tempe mendoan bukan sekadar makanan. Tempe mendoan punya peran penting dalam ekonomi dan budaya kabupaten di Jawa Tengah itu.

Traveler pasti sudah tak asing dengan tempe mendoan. Ya, kudapan tempe berbalur tepung yang digoreng setengah matang itu dapat dengan mudah kita jumpai di ibu kota.

Namun tahukah traveler, tempe mendoan dengan cita rasa asli hanya dapat ditemukan di Kabupaten Banyumas. Dalam Ekspedisi 3.000 Kilometer bersama Wuling, tim detikcom berburu tempe mendoan langsung di Purwokerto, ibu kota Banyumas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menempuh jarak sekitar 380 kilometer dari Jakarta, detikcom sampai di sebuah kawasan yang menjadi sentra penjualan tempe mendoan. Di kawasan bernama Sawangan itu, tampak sejumlah toko oleh-oleh berjejer menjajakan tempe mendoan dan makanan lain seperti getuk, nopia, hingga jenang.

Wouw! Dijamin Kenyang Ngemil Tempe Mendoan Ukuran Jumbo IniSalah satu toko yang menjual tempe mendoan di Purwokerto. Foto: detikcom/Rifkianto Nugroho

detikcom kemudian mampir ke salah satu toko yaitu Toko Oleh-oleh Sawangan Nomor 1. Di sana tampak karyawan toko yang sedang menggoreng tempe mendoan jumbo dan keripik tempe.

ADVERTISEMENT

Di masa pandemi COVID-19 ini, penjualan tempe mendoan tak seramai saat normal. Salah seorang karyawan, Hana Pertiwi menjelaskan saat ini omzet dalam sehari berkisar antara Rp 2-3 juta atau sekitar 80 persen dari pendapatan sebelum COVID-19.

Kebanyakan pelanggan tempe mendoan ini adalah wisatawan. Maka dengan saat ini banyak pembatasan, omzet toko juga menurun.

"Dulu kalau ramai, di weekend ada rombongan bus atau travel itu bisa dapat Rp 5-10 juta sehari. Tapi sekarang ya kebanyakan mobil pribadi saja. Kalau travel gitu kadang-kadang saja," tuturnya.

Wouw! Dijamin Kenyang Ngemil Tempe Mendoan Ukuran Jumbo IniSalah satu toko oleh-oleh di Purwokerto. Foto: detikcom/Rifkianto Nugroho

Kendati penjualan belum pulih, toko yang sudah berdiri selama 30 tahun itu tetap getol memproduksi tempe mendoan. Menurutnya, tempe mendoan sudah menjadi identitas Banyumas. Apalagi banyak masyarakat yang menggantungkan hidup dari produksi tempe.

"Untuk tempe mentah ini ada perajinnya sendiri, itu satu kampung. Kita beli dari perajin. Baru nanti kita olah di sini, jadi mendoan atau kripik tempe," kata Hana.

Selanjutnya: tempe mendoan yang menjadi nafas Banyumas

Seperti telah disebut di awal bahwa tempe mendoan adalah makanan khas Banyumas. Bahkan nama mendoan juga berasal dari bahasa Banyumas yang artinya setengah matang.

Eksistensi tempe mendoan di Banyumas diperkirakan sudah lebih dari satu abad. Hal ini tak dapat terlepas dari kedelai dari Asia Tengah yang menyebar ke Asia Tenggara dan banyak ditanam di Jawa Tengah.

Tempe mendoan sendiri begitu berjasa bagi perekonomian masyarakat Banyumas. Pada tahun 2014, produksi tempe di Banyumas diperkirakan mencapai 16 ribu ton per tahun.

Kemudian sentra-sentra tempe mendoan juga sangat mudah ditemukan di sana. Seperti contohnya di Sawangan tadi.

Wouw! Dijamin Kenyang Ngemil Tempe Mendoan Ukuran Jumbo IniFoto: detikcom/Rifkianto Nugroho

Akan tetapi lebih dari itu, tempe mendoan sendiri sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat Banyumas. Secara filosofis, tempe mendoan yang teksturnya lemas itu ini mencerminkan sikap masyarakat yang mudah menyesuaikan diri.

Tetapi dalam keadaan yang genting, juga bisa menjadi kaku seperti keripik tempe. Ini mencerminkan tekat masyarakat dalam menghadapi serangan.

Kondisi ini sering dikaitkan dengan perjuangan masyarakat Banyumas dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Beberapa tokoh asal Banyumas yang cakap berdiplomasi seperti Jenderal Soedirman dianggap mewakili filosofi masyarakat Banyumas tersebut.

Kepopuleran tempe mendoan ini akhirnya juga diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Hal itu diputuskan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Pendidikan Tinggi (Kemendikbudristek) melalui sidang pada 26-30 Oktober 2021.


Hide Ads