Seperti telah disebut di awal bahwa tempe mendoan adalah makanan khas Banyumas. Bahkan nama mendoan juga berasal dari bahasa Banyumas yang artinya setengah matang.
Eksistensi tempe mendoan di Banyumas diperkirakan sudah lebih dari satu abad. Hal ini tak dapat terlepas dari kedelai dari Asia Tengah yang menyebar ke Asia Tenggara dan banyak ditanam di Jawa Tengah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tempe mendoan sendiri begitu berjasa bagi perekonomian masyarakat Banyumas. Pada tahun 2014, produksi tempe di Banyumas diperkirakan mencapai 16 ribu ton per tahun.
Kemudian sentra-sentra tempe mendoan juga sangat mudah ditemukan di sana. Seperti contohnya di Sawangan tadi.
![]() |
Akan tetapi lebih dari itu, tempe mendoan sendiri sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat Banyumas. Secara filosofis, tempe mendoan yang teksturnya lemas itu ini mencerminkan sikap masyarakat yang mudah menyesuaikan diri.
Tetapi dalam keadaan yang genting, juga bisa menjadi kaku seperti keripik tempe. Ini mencerminkan tekat masyarakat dalam menghadapi serangan.
Kondisi ini sering dikaitkan dengan perjuangan masyarakat Banyumas dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Beberapa tokoh asal Banyumas yang cakap berdiplomasi seperti Jenderal Soedirman dianggap mewakili filosofi masyarakat Banyumas tersebut.
Kepopuleran tempe mendoan ini akhirnya juga diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Hal itu diputuskan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Pendidikan Tinggi (Kemendikbudristek) melalui sidang pada 26-30 Oktober 2021.
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!