Museum Santet adalah wisata tidak biasa dari Cirebon. Kesan pertama kali berkunjung ke museum ini adalah seram, tapi bikin penasaran. Bagaimana kisahnya?
detikTravel menempuh perjalanan tiga jam dari Jakarta menuju ke Cirebon. Dari hotel tempat kami menginap, perjalanan menuju ke Padepokan Anti Galau milik Ustaz Ujang Busthomi masih harus dilanjutkan selama kurang lebih 30 menit.
Baca juga: Hiii... Ada Museum Santet di Cirebon! |
Sebelumnya detikTravel memang sudah janjian dengan Kang Ujang, sapaan akrab sang ustaz. Sebelum ke Museum Santet, kami diminta singgah di Padepokan Anti Galau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kami sampai di Padepokan Anti Galau tepat sebelum azan Ashar berkumandang. Padepokan milik Kang Ujang berada di desa Sinarrancang, Kecamatan Mundu, Cirebon.
Kedatangan detikTravel disambut dengan ramah oleh Kang Ujang. Segelas kopi hitam dihidangkan. Setelah mengutarakan maksud dan tujuan, Kang Ujang langsung menemani kami menuju ke lokasi.
Dari depan, museum tampak misterius. Berada di area outdoor, museum dipagari bambu kuning dengan tinggi yang tidak seragam. Ada 2 payung berwarna merah menghiasi pintu masuk Museum Santet.
Tepat di atas pintu masuk, ada papan bertuliskan Arab berbunyi:
"Bismillahilladzi laa yadlurru ma'asmihi syaiun fil ardli wa laa fissamaai wahuas samii'ul 'aliim".
Yang artinya, "Dengan menyebut nama Allah yang bersama nama-Nya sesuatu itu tidak berbahaya di bumi dan di langit. Dan Dia Maha Mendengar lagi Mengetahui,"
Pintu masuk museum Santet hanya ditutup kain kafan berwarna putih. Pintu sengaja dibuat rendah agar wisatawan yang mau masuk harus menundukkan badan terlebih dahulu agar muat.
Setelah melewati pintu, kita akan disambut dengan ratusan boneka berwujud buruk rupa yang menghiasi sepanjang jalan menuju museum. Tak hanya itu, pocong tiruan juga tampak digantung dan dibaringkan di sepanjang area museum.
Selanjutnya: Berisi Pesan-pesan dan Ajakan yang Baik
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol