Sarapan apa di Singkawang? Lupakan makanan hotel. Keluarlah dan jelajahi aneka sarapan menggoda di kota ini. Salah satunya adalah bubur Pekong yang legendaris!
Bubur Pekong. Sekilas mendengar namanya traveler pasti akan dibuat penasaran dan bertanya-tanya. Bubur apakah itu? Ternyata, jawabannya adalah bubur sapi.
Alih-alih menggunakan daging ayam, bubur satu ini menggunakan irisan daging sapi yang sudah dipotong kecil-kecil sebagai toppingnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang lebih uniknya lagi, bubur ini disiram dengan menggunakan kuah kaldu sapi berwarna bening. Masih kurang unik juga? Bagaimana jika ada tambahan topping berupa ikan teri goreng bercita rasa asin di atasnya.
Bagaimana rasanya? Menurut detikTravel, secara mengejutkan perpaduan antara ikan teri asin, kuah kaldu sapi, dan potongan daging sapi, plus daun bawang, kacang, dan bawang goreng, ternyata menghasilkan rasa yang enak banget!
Kuah kaldu sapi yang gurih, bertemu dengan bubur nasi dan asin ikan teri, terasa sangat padu di lidah. Bukan saling bertabrakan, mereka malah menguatkan rasa satu sama lainnya, sehingga begitu pecah di mulut. Jangan lupa tambahkan sambal biar rasanya makin mantap.
Bubur Pekong ini ternyata sangat legendaris. Bubur ini sudah ada sejak tahun 1976. Artinya, sang pemilik sudah berjualan bubur selama 45 tahun.
"Ini namanya Bubur Pekong, dari tahun 1976, dari kakak saya belum ada," kata Dian (23), generasi kedua penerus Bubur Pekong kepada detikTravel, Sabtu (29/1/2022).
![]() |
Oh iya, tentang kata Pekong yang melekat pada nama bubur ini, ternyata merujuk pada Tua Peh Kong, alias Vihara Tri Dharma Bumi Raya yang berdiri tepat di depan warung bubur tersebut.
Jadilah warung bubur ini disebut sebagai Bubur Pekong, karena lokasinya memang berdiri di depan Pekong. Selain bubur, warung ini juga menjual menu sarapan lain seperti lontong sayur, sate ayam dan sate sapi.
Selanjutnya: Masak Jam 3 Pagi, Habis Beras 6-10 Kilogram
Dian dan keluarganya mulai menyiapkan dagangan bubur Pekong sedari pagi buta. Sekitar pukul 03.00 pagi, mereka sudah mulai memasak bahan bubur dan kaldu sapi. Mereka masih menggunakan bahan bakar kayu untuk memasak.
Warung bubur Pekong sendiri buka mulai pukul 06.00 pagi dan akan tutup sekitar pukul 11.30, atau bahkan bisa lebih cepat jika persediaan bubur mereka sudah habis.
Dian menyebut jika di hari-hari biasa, mereka bisa menghabiskan sekitar 6 kilogram bubur. Namun jika sudah masuk hari Sabtu-Minggu, jumlahnya bisa bertambah hingga 7 kilo, bahkan hingga 10 kilo jika ada hari besar seperti Imlek atau Lebaran.
Sebagai teman untuk makan Bubur Pekong, traveler harus coba minum Air Tahu. Air Tahu adalah sebutan orang Singkawang untuk susu kedelai. Rasanya manis dan dingin, cocok untuk membasuh tenggorokan selepas menyantap Bubur Pekong.
Traveler tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk menikmati Bubur Pekong. Seporsi bubur Pekong dibanderol hanya Rp 15.000 saja. Adapun, untuk segelas air tahu, harganya cuma Rp 5.000.
Jika ada kesempatan berkunjung ke Singkawang, traveler harus coba bubur sapi Pekong. Dari luar bangunannya memang tak mewah, tapi rasa hidangannya tak kalah nikmat dengan bubur hotel bintang lima.
Sampai saat ini, Dian mengaku belum ada rencana untuk membuka cabang hingga ke Jakarta. Namun untuk Pontianak, Bubur Pekong akan membuka cabang baru di sana dalam waktu dekat.
"Kalau Jakarta belum, kejauhan. Kalau Pontianak, saya mau buka cabang dalam waktu dekat, tahun ini rencananya," pungkas Dian.
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan