Sunan Pojok Blora, di Antara Sultan Agung dan Cheng Ho

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sunan Pojok Blora, di Antara Sultan Agung dan Cheng Ho

Sudrajat - detikTravel
Rabu, 20 Jul 2022 18:06 WIB
Sepasang peziarah tengah berdoa di depan makam Sunan Pojok, Minggu (17/7/2022)
Makan Sunan Pojok Blora (Foto: Sudrajat/detikcom)
Blora -

Selama ini mungkin kita lebih mengenal para sunan yang tergabung dalam Wali Songo. Karena itu bila disebut nama Sunan Pojok sebagian dari kita akan mengernyitkan dahi. Sunan sungguhan, plesetan, atau cuma ledekan mengingat embel-embel kata 'Pojok'?

Kita akan teryakinkan bila melintas Jalan Mr Iskandar, Blora-Jawa Tengah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekitar satu kilometer sebelum memasuki alun-alun, tertulis Makam Sunan Pojok di tembok megah berbahan bata merah. Di kanan-kiri ada gapura ala Mataraman, lengkap dengan bangunan joglo yang cukup besar.

Kompleks Makam Sunan Pojok di Jl Mr Iskandar, BloraKompleks Makam Sunan Pojok di Jl Mr Iskandar, Blora Foto: Dok. Humas Kab. Blora

Begitu memasuki kompleks tersebut, di halaman sebelum bangunan utama terdapat 17 makam. Di dalam bangunan utama ada satu makam berpagar khusus yang merupakan makam Sunan Pojok. Di sekelilingnya masih ada 7 makam yang merupakan anak-anaknya, seperti Pangeran Joyodipo dan Pangeran Joyokusumo.

ADVERTISEMENT

"Iya kalau di dalam adalah makam para putra dan keluarga dekat. Kalau yang di luar mungkin para pengikut setia Sunan Pojok soalnya sudah tidak ada nama-namanya," kata seorang Bapak yang mengaku sudah beberapa kali ziarah ke Sunan Pojok saat berbincang dengan detikTravel, Minggu (17/7/2022) lalu.

Booklet 'Sesarengan Membangun Blora' yang diterbitkan Pemkab Blora menyebutkan Sunan Pojok merupakan pejabat tinggi militer Kerajaan Mataram Islam saat dipimpin Sultan Agung Hanyokrokusumo pada 1613 - 1645.

Nama kecilnya Abdurrohim dan kemudian dikenal sebagai Syekh Amirullah Abdurrohim atau Mbah Benun saat menjadi wali Pojok Blora. Di lingkungan militer kerajaan namanya juga dikenal dengan Pangeran Surobahu.

Sebagai panglima perang, Sunan Pojok ditugaskan oleh Sultan Agung untuk melawan VOC di Batavia. Bersama pasukannya dia memenangi peperangan pada 26 November 1626.

Sunan Pojok semula dimakamkan di Dusun Pojok, Desa Buluroto, Kecamatan Banjarejo. Oleh putranya, RM Sumodito yang merupakan Bupati Blora pertama makam dipindahkan ke Makam Gedong Blora di selatan Alun-alun Blora seperti sekarang ini.

Pada 2001, makam dibuatkan bangunan joglo. Karena jumlah peziarah dari berbagai daerah semakin banyak, pada Juni 2017 kompleks pemakaman diperluas dan dibuatkan bangunan joglo baru lengkap dengan benteng dan gapura. Penataan yang menghabiskan bantuan dana sebesar Rp 833 juta dari Pemprov Jawa Tengah selesai pada 18 Oktober 2017.

Dalam kesempatan terpisah, Soesilo Toer punya pendapat berbeda terkait nama dan asal-usul Sunan Pojok. Lelaki kelahiran Blora, 17 Februari 1937 itu menyebut secara umum Sunan itu merupakan orang-orang dari Selatan daratan China.

"Su itu kan artinya suhu, orang terkenal, atau orang pandai. Nan, selatan dari daratan China. Nah, Sunan Pojok itu aslinya Sun An Po Giok, anak buah Cheng Ho yang lari karena enggak mau diajak keliling dunia," tutur adik sastrawan Pramoedya Ananta Toer itu.




(jat/ddn)

Hide Ads