Film 'Pengabdi Setan 2: Communion' tengah menjadi perhatian para penikmat film. Para penikmat film tanah air dibikin merinding oleh film garapan Sutradara Joko Anwar itu.
Selain sinematografi hingga segala bentuk kengerian yang disuguhkan pada film tersebut, unsur lain dari 'Pengabdi Setan 2: Communion' juga yakni tempat syutingnya, di antaranya Observatorium Bosscha.
Di awal film dikisahkan sosok 'bapak' yang diperankan Bront Palarae tengah mengantarkan 'Budiman Syailendra', seorang wartawan yang diperankan oleh Egi Fedly ke sebuah tempat di Lembang, Bandung, yang ternyata merupakan bangunan Bosscha pada tahun 1955.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di situ Budiman dibuat kaget dan syok tatkala seorang perwira polisi, menunjukkan mayat-mayat terbungkus kain kafan yang diambil lagi dari kuburnya. Mayat-mayat itu berbaris seolah sedang bersujud, di depannya terpampang foto 'Ibu' yang menempel di dinding.
![]() |
Membahas soal lokasi syutingnya, Observatorium Bosscha merupakan bangunan yang sarat dengan nilai sejarah karena telah bertahan lebih dari ratusan tahun dan tetap berfungsi dengan baik sampai saat ini.
Tak cuma dijadikan lokasi syuting Pengabdi Setan 2 jauh sebelumnya, di awal tahun 2000-an, bangunan yang memiliki ciri khas tersendiri itu juga sempat menjadi lokasi syuting film Petualangan Sherina.
Lokasi observatorium itu berada di Jalan Peneropongan Bintang, Desa Gudang Kahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Observatorium Bosscha didirikan oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda atas prakarsa pengusaha kaya bernama K. A. R. Bosscha yang kelak namanya diabadikan sebagai nama observatorium tersebut.
Observatorium Bosscha diresmikan pada tanggal 1 Januari 1923. Bangunan itu menjadi observatorium astronomi modern pertama di Asia Tenggara. Kemudian sejak tahun 1951, bangunan Observatorium Bosscha menjadi bagian dari Institut Teknologi Bandung.
"Bosscha merupakan tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia. Bangunan ini didirikan pada tahun 1923. Hingga saat ini, bentuk bangunannya masih sama dan berfungsi dengan baik," kata Pamong Budaya Ahli Muda Sub Koordinator Sejarah & Cagar Budaya pada Disparbud KBB, Asep Diki Hidayat.
Saat ini Observatorium Bosscha telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya sesuai Surat Keputusan (SK) Bupati Bandung Barat Nomor 188.45/Kep.731-Disparbud/2021 dan Nomor 188.45/Kep.735-Disparbud/2021.
"Sudah jadi cagar budaya bersama dengan bangunan dan situs lainnya. Kita terus menjaga bangunan bersejarah di Bandung Barat termasuk Bosscha," kata Asep Diki.
---
Artikel ini telah tayang di detikJabar.
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum