DOMESTIC DESTINATIONS
Cuma di Desa Ini, Padi Dilamar Layaknya Manusia

Rupanya, lamaran tidak hanya dilakukan untuk manusia. Warga desa ini juga melakukan prosesi lamaran untuk padi yang mereka tanam.
Road Trip Lintas Banten-Jawa Barat detikcom bersama NEW MG HS menjelajahi kampung-kampung adat yang istimewa. Salah satunya, Kasepuhan Sinar Resmi di Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Kasepuhan Sinar Resmi merupakan satu dari tiga desa adat nomaden yang ada di Kabupaten Sukabumi. Ya, nomaden.
Keunikan lainnya, desa adat ini mempunyai ritual khusus yang berkaitan dengan padi. Desa adat ini warganya hidup dari bertani.
Dipimpin oleh Abah Asep Nugraha, Kasepuhan Sinar Resmi, pun menganggap kegiatan menanam padi bukan sekadar mengeruk tanah, menanam bibit, dan menikmati panenan. Warga Kasepuhan Sinar Resmi menganggap padi betul-betul sebagai buah hati. Dirawat dengan segenap jiwa dan kasih sayang.
"Padi benar-benar diperlakukan sama seperti manusia," ujar Abah Asep dalam perbincangan dengan detikTravel.
![]() |
Ritual dimulai dengan persiapan ladang, penanaman berdasarkan bintang, pelamaran (mabai) dan panen (mipit). Setelah panen ada pesta tani yang bernama seren tahun, event ini termasuk yang paling ditunggu dan ramai oleh wisatawan.
Tapi dari serentetan ritual tersebut, ada satu kegiatan yang tak biasa yaitu pelamaran padi. Ritual Mabai dilakukan untuk meminta keridhoan padi sebelum di panen.
"Padi ibaratnya perempuan, harus dilamar dulu biar ridho, ikhlas. Enggak ada kan perempuan yang tidak mau dilamar," kata dia.
Uniknya lagi, meski dianggap sebagai perempuan, jenis padi tetap dibedakan antara laki-laki dan perempuan.
"Untuk tahu bedanya mana padi laki-laki dan perempuan harus tinggal di sini dulu, minimal setahunlah baru bisa bedakan," ucapnya sambil terkekeh.
Pelamaran ini dilakukan satu hari sebelum pemotongan padi pertama untuk panen. Pemotongan padi pertama juga sangat sakral. Setelah dilamar, ketua adat harus mencari dua padi yang sama persis sebagai ritual pemotongan padi pertama, sebelum dipanen warga.
Baca juga: Unik, Desa Adat Ini Punya 'Bank Padi' |
![]() |
"Dua padi ini harus sama, daunnya sama sampai bentuknya sama. Mencarinya juga harus sampai dapat chemistry-nya," kata Abah Asep.
Jika belum bertemu dengan dua padi yang sama persis, maka pemotongan padi tidak bisa dilaksanakan. Nantinya dua padi ini akan diikat sebelum dipotong keesokan harinya.
"Kalau sudah diikat, pasti langsung terbayang-bayang itu besok mau dipotong," katanya.
Panen di desa ini tidak dilakukan berbarengan, harus di awali oleh ketua adat. Setelah itu, warga kasepuhan bisa mulai memanen padi sesuai dengan hari lahir masing-masing.
Simak Video "Khawatir Longsor, Pabrik Kemasan Plastik di Sukabumi Ngadu ke Pemkab"
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/fem)