Di Palabuhanratu, ada banyak destinasi yang menyimpan kisah mistis. Salah satunya Gua Batu Masigit. Konon, dari dalam gua ini kerap terdengar lantunan selawat.
Mengupas kisah-kisah mistis di Teluk Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi seolah tidak ada habisnya. Erat kaitan kisah soal penguasa pantai Selatan Nyi Roro Kidul hingga kisah penampakan, bunyi atau suara misterius.
Salah satu yang hingga kini masih mengundang misteri adalah senandung selawat dari Gua Batu Masigit, Desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Cerita itu turun temurun dikisahkan, menjadi legenda urban di kawasan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di lokasi Gua Batu Masigit kerap terdengar suara aneh, seperti kumandang selawat yang sering terdengar di lokasi ini," kata Heri Krisnalan (53), yang akrab disapa Abah Doyok penjaga Pantai Karang Embe, Desa Sangrawayang, Jumat (24/3/2023) kemarin.
Abah Doyok mengatakan, suara selawat itu hingga kini masih menjadi mitos yang belum terpecahkan. Banyak warga sekitar yang mendengar lantunan selawat. Padahal diketahui gua itu kosong dan tidak berpenghuni.
Gua Batu Masigit itu tepat berada di bibir pantai terhalang beberapa batuan karang yang menjulang, karang-karang itu membentang menghadap Teluk Palabuhanratu. Pohon kiara berusia puluhan hingga ratusan tahun berdiri gagah di bibir tebing.
"Karena suara selawat yang selalu terdengar itulah, warga akhirnya menyebut goa tersebut dengan sebutan Batu Masigit. Nama itu diberikan karena sering terdengar suara seperti aktifitas keagamaan di dalam goa itu, bak sebuah musala," tutur Abah Doyok.
Di lokasi bibir goa terdapat dua batu besar nyaris berhimpitan menjadi pintu masuk ke arah goa. Konon dua buah batu karang raksasa itu merupakan perwujudan dua puteri kembar. Hingga kini masih menjadi perdebatan, sosok puteri yang dimaksud dalam kisah turun temurun itu.
"Kalau menurut cerita sesepuh disini, batu-batu tersebut merupakan perwujudan dari dua orang puteri kembar. Dua puteri kembar itu bernama Kinasih dan Kenting Manik," tuturnya.
Tim detikJabar mencoba masuk ke dalam goa, namun anehnya kamera tidak bisa menembus kedalaman gua padahal situasi saat mengambil gambar matahari tengah terik-teriknya. Pandangan mata pun hanya terbatas hingga aliran mata air yang mengalir lalu merembes ke pasir pantai.
Kondisi sekitar gua memang tersamarkan semak dan pepohonan, terlebih posisinya yang berada diantara deretan karang beragam bentuk dengan ukuran besar.
"Keberadaan gua ini hanya terlihat ketika air laut surut, ketika malam atau terang bulan gua ini tertutup air laut," pungkasnya.
----
Artikel ini telah naik di detikJabar dan bisa dibaca selengkapnya di sini.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!