Dahulu, Sunan Kudus punya murid bernama Syekh Djangkung yang punya banyak kelebihan. Namun karena kelebihan itu, Syekh Djangkung malah diusir. Begini kisahnya:
Juru kunci makam Syekh Djangkung, Rukani (70) menceritakan sosok Syekh Djangkung, murid Sunan Kudus yang memiliki kelebihan di atas rata-rata santri lainnya. Semasa mudanya, Syekh Djangkung memang pernah berguru kepada Sunan Kudus.
"Berguru dengan Sunan Kudus itu ketika masih muda, mau berkelana mendapatkan wangsit mengabdi dengan Sunan Kudus, di Sunan Kudus mempunyai kelebihan," kata Rukani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan, saat berguru dengan Sunan Kudus Syekh Djangkung sering menunjukkan kelebihannya dengan santri lainnya. Menurutnya, kelebihan memamerkan anugerah dari Allah bisa mengancam eksistensi di pesantren Kudus.
Hingga akhirnya Sunan Kudus meminta dia meninggalkan wilayah Kudus dan tidak menginjak kakinya di bumi Kudus.
"Namanya guru dengan murid kelebihannya melampaui batas, lalu disuruh pergi oleh Sunan Kudus," ucap Rukani.
Rukani mengatakan Syekh Djangkung pun setelah diusir dari Kudus mengembara ke berbagai daerah. Mulai Demak, Palembang, Cirebon, dan ke Mataram. Syekh Djangkung lalu kembali ke daerah Kayen, Pati.
"Mengembara itu tadi. Dari Demak ke Palembang, pulang ke Cirebon dan ke Mataram baru ke Kayen ini," ujarnya.
Syekh Djangkung akhirnya mengabdikan hidupnya untuk menyebarkan agama Islam di wilayah Pegunungan Kendeng utara. Selain sebagai ulama, kata dia, Syekh Djangkung juga dikenal bertani.
"Menyebarkan agama Islam dengan tani, disuruh mengabdi di Kerajaan Mataram tidak mau pulang ke sini memilih bertani dengan menyebarkan agama," ungkap dia.
Syekh Djangkung kemudian meninggal dunia dan dimakamkan di Desa Landoh, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Makamnya kini banyak dikunjungi peziarah, apalagi saat bulan Ramadan.
-----
Artikel ini telah naik di detikJateng dan bisa dibaca selengkapnya di sini.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan