Di Majalengka ada sebuah kampung yang hanya memiliki 7 suhunan rumah atau atap bangunan. Apakah ada mitos unik yang menyelimuti kampung ini. Seperti apa?
Kampung unik itu berada di Desa Balagedog, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka. Balemalang adalah nama kampung tersebut.
Di sana hanya terdapat 7 suhunan yang terdiri dari 6 bangunan rumah warga dan 1 musala. Bahkan sejak dulu jumlah suhunan di kampung ini tidak pernah bertambah maupun berkurang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lokasi Kampung Balemalang berjarak sekitar 2 kilometer dari Kantor Desa Balagedog. Kampung tersebut dikelilingi bukit-bukit dan persawahan.
Tokoh masyarakat sekaligus Kasi Pelayanan Desa Balagedog, Nana Supriatna mengatakan, Kampung Balemalang sendiri berdiri sekitar abad ke-17. Kampung ini sekaligus jadi saksi sejarah berdirinya Desa Balagedog.
Kampung ini sangat erat hubungannya dengan Cirebon. Menurutnya dari cerita turun-temurun, pada saat Cirebon berperang melawan Rajagaluh, kampung tersebut merupakan tempat kemah pasukan Cirebon.
"Sebelum ada perkampungan, sebelum ada penduduk, mungkin di sini hutan. Sehingga pasukan dari Cirebon kemahnya di sini," kata Nana, belum lama ini.
"Sehingga ada banyak tempat-tempat yang tempat kemahnya dari pasukan dari Cirebon itu digunakan nama kampung, nama tempat di sini. Seperti ada nama Baris, itu pasukan baris-berbarisnya pasukan Cirebon. Kemudian ada Nagrog, itu tempat persiapannya pasukan Cirebon," sambungnya.
Singkat cerita, lanjut Nana, usai peperangan pada saat itu tidak semua pasukan Cirebon pulang ke kampung halamannya. Salah satunya seperti Pangeran Jakaria atau yang lebih dikenal Syekh Indra Pasahangan. Ia memilih menetap di sini dan membuat sistem pemerintahan.
"Beliau menetap di sebelah Utara di Kampung Pasahangan. Sehingga kampung itu dinamai Pasahangan. Kemudian setelah banyak penduduk Syekh Indra dengan yang lainnya membentuk semacam aturan yang mungkin sekarang semacam pemerintahan," jelas Nana
Nana mengatakan kampung tersebut dulunya merupakan pusat dari Desa Balagedog. Namun kemudian pusat desa dipindahkan dari kampung Balemalang.
"(Syekh Indra) membuat suatu bangunan tempat perkumpulan itu di sini namanya sampai sekarang Kampung Balemalang, itu diambil dari sebuah balai (Kantor Desa) yang pertama didirikan di Desa Balagedog yaitu di sini," ujar Nana.
Sementara itu, kampung Balemalang saat ini cukup dikenal oleh masyarakat luas. Sebab kampung ini terbilang unik karena hanya memiliki 7 suhunan.
Ketua RT setempat Jojon Jumhana membenarkan sejak dulu suhunan di kampungnya berjumlah tetap. Namun ia belum mengetahui secara pasti terkait mitos dan larangan menambah jumlah bangunan.
Akan tetapi, kata dia, jika ada yang pindah dari kampung tersebut tidak lama kemudian ada lagi yang memilih tinggal di Balemalang. Begitupun sebaliknya, jika ada yang membangun rumah di sana, beberapa waktu kemudian ada penduduk setempat yang pindah ke kampung lain. Oleh karena itu, suhunan di kampungnya ini tidak pernah bertambah maupun berkurang.
"Kalau kenapa harus tujuh rumah (suhunan), kalau itu enggak tahu. Tapi kenyataannya ketika ada yang pindah satu rumah, satu tahun kemudian ada yang datang. Tanpa disengaja itu. Jadi enggak sampai delapan juta, dateng satu, pindah lagi satu. Secara kebetulan seperti itu," jelas Jojon.
![]() |
Jojon memastikan, tidak ada pantangan atau mitos lain yang melekat pada kampungnya itu. Hanya saja secara kebetulan jumlah suhunan di kampungnya itu tidak pernah berubah.
"Enggak ada pesan seperti itu (harus tujuh rumah). Emang kenyataannya misal ada yang pindah satu, pasti datang satu," ujar dia.
Disampaikan Jojon, penduduk di Kampung Balemalang, Majalengka tercatat hanya berjumlah 7 Kelapa Keluarga (KK). Warga setempat jarang ada yang membangun rumah lagi meski sudah berumah tangga. Mayoritas warga Balemalang, hanya meneruskan rumah sepeninggal orang tuanya.
"Kalau KK bertambah. Tapi kalau bikin rumah di sini jarang ada, paling penerus-penerusnya aja. Misal ada (rumah) yang kosong pasti ada yang nungguin lagi, cucunya atau anaknya. Tapi enggak ngebangun lagi, nerusin yang ini gitu," ucap Jojon.
------
Artikel ini telah naik di detikJabar.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol