3 Museum Gratis di Solo yang Wajib Dikunjungi, Ada Museum Tertua

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

3 Museum Gratis di Solo yang Wajib Dikunjungi, Ada Museum Tertua

Nila Handayani - detikTravel
Sabtu, 11 Nov 2023 06:40 WIB
Koleksi Tumurun Private Museum atau Museum Tumurun yang berada di Solo. Museum milik keluarga pemilik PT Sritex ini banyak dikunjungi kaum muda.
Museum Tumurun yang berada di Solo (Bayu Ardi Isnanto/detikJateng )
Solo -

Solo dikenal sebagai kota yang sarat akan tradisi, budaya, dan sejarah. Beberapa sejarah juga dikemas secara rapi di museum-museum yang berdiri di Solo.

Melalui museum-museum tersebut, pengunjung bisa berwisata sekaligus menambah wawasan sekaligus. Bahkan, tak jarang museum-museum tersebut disiapkan secara gratis oleh Pemerintah Kota Solo.

1. Museum Radya Pustaka Solo

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Koleksi Museum Radya Pustaka Solo.Koleksi Museum Radya Pustaka Solo. Foto: Ahmad Rafiq/detikJateng


MuseumRadya Pustaka terletak di JalanSlametRiyadi No.275,Sriwedari,Laweyan, Solo. Museum ini didirikan olehKanjeng Raden AdipatiSosrodiningrat IV pada 18 Oktober 1890.

ADVERTISEMENT

Dilansir dari laman visitjawatengah.jatengprov.go.id, Museum Radya Pustaka merupakan museum tertua di Indonesia yang berdiri sejak 28 Oktober 1890. Pada awal berdirinya museum ini dulunya bernama Paheman Radyapustaka di masa Sinuhun PB IX.

Sebagai museum tertua di Indonesia, Museum Radya Pustaka menawarkan pemandangan yang mendalam tentang sejarah dan kebudayaan Jawa. Dengan bangunan yang klasik dan koleksi yang luas, museum ini menjadi saksi perkembangan kota Solo dari masa ke masa.

Di dalam Museum Radya Pustaka kita bisa menemukan banyak koleksi-koleksi seperti pusaka adat, arca, buku-buku kuno, wayang kulit, dan masih banyak peninggalan bersejarah lainnya. Salah satu daya tarik dari museum ini adalah pembacaan weton. Weton sering kali digunakan untuk mengetahui gambaran seseorang sehingga dapat digunakan untuk menentukan keputusan.

Biasanya banyak pengunjung yang ingin dibacakan weton untuk perjodohan, khitanan, pindahan rumah, dan sebagainya.

Saat ini untuk berkunjung ke Museum Radya Pustaka hanya cukup dengan mengisi buku tamu yang ada di loket depan. Mereka masih memberlakukan tarif tiket gratis untuk masuk ke Museum Radya Pustaka.

Teruntuk jam kunjungan, pada hari Selasa-Minggu buka pukul 08.00-16.00 WIB. Seperti museum pada umumnya, setiap hari Senin semua museum pasti tutup.

2. Monumen Pers Nasional

Monumen Pers Nasional terletak di Jalan Gajah Mada No. 59, Timuran, Banjarsari. Dibangunnya monumen ini dulunya diprakarsai oleh KGPAA Sri Mangkunegara VII pada tahun 1918.

Monumen Pers Nasional adalah sebuah bangunan monumen sekaligus museum yang menjadi tempat lahirnya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Di dalam museum ini terdapat koleksi seperti patung tokoh pendiri PWI, surat kabar, majalah masa lampau, mesin ketik kuno, dan masih banyak lagi.

Di museum ini pengunjung juga dapat memanfaatkan media center untuk mengakses internet gratis, ada pula perpustakaan yang memiliki banyak koleksi buku tentang dunia pers, komunikasi dan informasi yang tentunya juga boleh dipinjam oleh umum.

Bagi kamu yang ingin berkunjung ke Monumen Pers Nasional bisa mengunjungi setiap hari Senin-Minggu mulai pukul 09.00-15.00 WIB dan semua layanan yang ada di Monumen Pers Nasional tidak dipungut biaya apapun alias gratis.

3. Tumurun Private Museum

Koleksi Tumurun Private Museum atau Museum Tumurun yang berada di Solo. Museum milik keluarga pemilik PT Sritex ini banyak dikunjungi kaum muda.Koleksi Tumurun Private Museum atau Museum Tumurun yang berada di Solo. Museum milik keluarga pemilik PT Sritex ini banyak dikunjungi kaum muda. Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikJateng

Tumurun Private Museum terletak di Jalan Kebangkitan Nasional No. 2, RW. 4, Sriwedari, Laweyan. Tumurun Private Museum adalah museum pribadi milik keluarga Lukminto, seorang pengusaha tekstil dan pendiri pabrik garment PT. Sri Rejeki Isman (Sritex).

Uniknya, meskipun digunakan untuk museum akan tetapi sama sekali tidak ada embel-embel papan nama. Hal ini membuat orang yang tidak tahu akan berpikir hanya sebuah rumah mewah biasa.

Di dalam museum ini menyimpan koleksi-koleksi karya seni seperti lukisan, mobil antik, dan lukisan kontemporer. Selain itu, Tumurun Private Museum menghadirkan banyak spot foto yang instagramable.

Tumurun Private Museum menyediakan tiket gratis dan juga tiket berbayar sebesar Rp 25 ribu. Jika ingin berkunjung ke Tumurun Private Museum diusahakan untuk reservasi terlebih dahulu karena masuk ke dalam museum yang akan dibagi per sesi dengan satu sesi maksimal 100 orang. Untuk tiket gratis hanya ada 10 tiket per sesinya. Tumurun Private Museum buka setiap hari mulai pukul 10.00-15.00 WIB.

Artikel ini telah tayang di detikjateng




(sym/sym)

Hide Ads