10 Destinasi Wisata Gadis Kretek

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

10 Destinasi Wisata Gadis Kretek

Femi Diah - detikTravel
Jumat, 01 Des 2023 17:27 WIB
Pasar Kayu Muntilan Kini Jadi Destinasi Wisata Karena Gadis Kretek
Pasar Kayu Muntilan, salah satu tempat syuting Gadis Kretek (Lintia Elsi)
Jakarta - Kepopuleran serial Netflix Gadis Kretek menjadi daya tarik dan potensi ekonomi yang bisa membangkitkan sektor pariwisata di daerah. Setidaknya, ada sepuluh objek wisata dari serial itu.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, bahkan sampai berencana membuat paket wisata yang diadaptasi dari serial yang dibintangi Dian Sastro tersebut. Sandi mengatakan Kemenparekraf akan bekerja sama dengan Dinas Pariwisata (Dinkes) Jawa Tengah dan Yogyakarta untuk menyusun paket wisata yang bisa dikunjungi para wisatawan.

"Kota M, tempatnya ini sudah banyak perdebatan apakah Muntilan atau Magelang. Ini sama-sama di wilayah Kabupaten dan Kota Magelang, tapi juga ada daya tarik wisata, seperti Borobudur, Kudus, dan daya tarik wisata lainnya," ujar Sandi dalam temu media di Kantor Kemenparekraf, Senin (20/11/2023).

"Museum Kretek dan Museum Perang Diponegoro, juga Candi Abang di Sleman ini yang terbengkalai bisa kita arahkan paket-paket wisata untuk bisa dikunjungi," Sandi menambahkan.

Merujuk Instagram Pesona Indonesia, yang merupakan salah satu media sosial promosi wisata Kemenparekraf, menyebut ada enam destinasi wisata dari serial Gadis Kretek itu. Selain itu, berdasarkan riket dan wawancara dengan narasumber, diketahui ada destinasi wisata lain dari tempat syuting Gadis Kretek atau pun berdasarkan novel dengan judul serupa.

Berikut 6 destinasi wisata Gadis Kretek:

1. Museum Kretek

Dikutip dari visitjawatengah, Museum Kretek didirikan di atas lahan seluas 2,5 ha pada tahun 1986 atas prakarsa Soepardjo Rustam, Gubernur Jawa Tengah, ketika berkunjung ke Kudus. Dia melihat potensi besar perusahaan kretek yang mampu menggerakkan perekonomian masyarakat di kota tersebut.

Museum ini menyimpan 1.195 koleksi tentang sejarah kretek, misalnya kiprah Nitisemito yang mendirikan Pabrik Rokok Bal Tiga, dokumen-dokumen perusahaan pada waktu itu, alat-alat tradisional pembuatan rokok hingga yang menggunakan teknologi modern, diorama jenis-jenis tembakau cengkeh, diorama pembuatan rokok di pabrik, dan lain sebagainya.

Di sekitar kompleks museum juga terdapat beberapa miniatur bangunan cagar budaya, seperti Oemah Kembar Nitisemito yang banyak dianggap menjadi saksi bisu kejayaan Sang Raja Kretek Nitisemito, Masjid Wali loram Kulon dengan gapura padureksan yang sungguh ikonik, serta Rumah Adat Kudus "Joglo Pencu" dengan arsitektur perpaduan budaya Jawa (Hindu), Persia (Islam), Cina (Tionghoa) dan Eropa (Belanda).

Lokasi Museum Kudus: Jalan Getas Pejaten No 155, Kecamatan Jati - Kudus, Jawa Tengah

Jam operasional: Senin sampai Minggu pukul 08.00 hingga 15.00 WIB.

Harga tiket: Rp 4.000 (Senin-Sabtu) Rp 5.000 (Minggu dan tanggal merah)

2. Stasiun Tuntang

Dikutip dari situs KAI, Stasiun Tuntang merupakan stasiun kereta api yang terletak di kecamatan Tuntang dan berada di daerah perbatasan antara Salatiga dan kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Stasiun itu terletak pada ketinggian Β±464 m ini terletak di Daerah Operasi IV Semarang. Kini, stasiun tuntang berada dalam kawasan Museum Ambarawa.

Stasiun Tuntang dibangun pada 1871 dan pada 21 Mei 1873 dioperasikan. Stasiun Tuntang merupakan stasiun kelas III di jalur ini. Namun sejak jalur yang menghubungkan Yogyakararta dan Kedungjati pada tanggal 1 Juni 1970 ditutup, stasiun itu dijadikan museum.

Stasiun itu sempat melayani kereta wisata Ambarawa-Tuntang, namun itu tak berlangsung lama karena faktor rel yang rusak. Sebelumnya jalur sempat mangkrak ketika layanan kereta wisata ke Tuntang dihentikan, tapi jalur kembali dibuka 2002 setelah direnovasi.

Mulanya, stasiun ini hanya dapat melayani lori Ambarawa-Tuntang. Namun mulai 2009 dilakukan renovasi dan stasiun ini melayani kereta uap wisata lagi.

3. Rumah Residen Kedu

Dikutip dari kemdikbud, Rumah Residen Kedu, di Jalan Diponegoro No. 1 saat ini digunakan sebagai Museum Perang Diponegoro. Dulu, itu merupakan rumah dinas Residen Kedu dan dibangun oleh pemerintah Kolonial Belanda. Perancangnya J.C. Schule sedangkan pembangunannya dikerjakan oleh penduduk pribumi di Magelang.

Seperti halnya bangunan-bangunan Kolonial lain di Hindia-Belanda, arsitektur bangunannya menggunakan arsitektur indische yaitu perpaduan gaya bangunan Eropa disesuaikan dengan lingkungan di Hindia-Belanda.

Bangunan rumah Residen Kedu, bergaya Indische Empire Style. Rumah itu berbentuk limas dengan ventilasi yang besar sesuai dengan iklim tropis. Terdapat beranda d ibagian rumah depan dan belakang, pintu rumah memiliki dua rangkap (pintu jalusi dan pintu yang menggantung dan dapat diayun berbentuk lebar dan tinggi).

Bangunan itu memiliki halaman depan dan belakang yang sangat luas, disertai dengan pohon-pohon tropis. Pembuatan jendela yang besar sebagai ventilasi, dilengkapi dengan penggunaan kanopi untuk menahan percikan hujan. Rumah dinas tersebut menghadap ke barat disebabkan oleh kegemaran orang Belanda melihat pemadangan Gunung Sumbing, Perbukitan Giyanti, dan Sungai Progo, serta persawahan.

4. Los Mbako Menden

Los Mbako Meden merupakan bangunan yang digunakan oleh para petani untuk mengeringkan daun tembakau setelah dipetik dan sebelum dicacah untuk menjadi bahan baku cerutu dan rokok. Di Klaten, ada ratusan Los Mbako di areal persawahan.

Bangunannya tinggi dengan ukuran besar, memanjang dan lantai dasarnya model panggung. Hampir seluruh bangunan terbuat dari bambu, kecuali atap yang biasanya berupa daun alang-alang atau daun tebu kering.

Los Mbako tersebar di banyak kawasan pedesaan atau areal persawahan. Misalnya, di Kecamatan Kebonarum, Polanharjo, Jatinom, Ngawen, atau bahkan di kawasan pinggiran kawasan Kota Klaten.

5. Pabrik Gula Tasikmadu

Dikutip dari kemendikbud, Pabrik Gula (PG) Tasikmadu merupakan satu dari sejumlah pabrik gula yang didirikan pada masa kolonial Hindia Belanda dan masih bertahan sampai saat ini. Sekarang, PG Tasikmadu berada dalam pengelolaan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX.

PG Tasikmadu dibangun pada 1871 oleh junjungan Praja Mangkunegaran saat itu yakni K.G.P.A.A. Mangkunegara IV (1811Β­-1881). Ini merupakan pabrik gula kedua di wilayah kekuasaan Praja Mangkunegaran, setelah PG Colomadu pada 1861. Seperti halnya TasikΒ­madu, PG Colomadu juga didirikan atas kehendak Mangkunegara IV.

Kini, Pabrik Gula Tasikmadu juga dikembangkan sebagai destinasi wisata dengan taman bermain keluarga. Selain itu ada restoran di area tersebut.

6. Candi Abang Sleman

Dikutip dari situs kemendikbud, Candi Abang Sleman berada di Padukuhan Blambangan, Kalurahan Jogotirto, Kapanewon Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Situs Candi Abang merupakan Bangunan Cagar Budaya yang telah di tetapkan oleh Bupati Kabupaten Sleman dengan nomor: 14.7/Kep.KDH/A/2017 pada tanggal 6 Februari 2017.

Berdasarkan Rapporten van den Oudheidkundigen Dienst in Nederlandsch-Indie 1915 disebutkan bahwa di Candi Abang pernah ditemukan sebuah lingga dan arca Buddha. Di Candi Abang pernah ditemukan prasasti pendek pada 1932. Prasasti tersebut memuat pertanggalan dengan angka tahun 794 S atau 872 M. Candi Abang telah masuk dalam Rapporten van den Oudheidkundigen Dients in Nederlandsch-Indie tahun 1915, dengan nomor 1303. (Verbeek no. 330). Candi abang pertama kali ditulis oleh Brumund dalam Indiana II tahun 1854.

Berdasarkan tespit diketahui di dalamnya terdapat sisa-sisa struktur bangunan candi yang dibuat dari bata merah. Terungkap juga Candi Abang terdiri dari satu bangunan dengan satu halaman, yaitu halaman pertama yang diperkirakan sebagai halaman utama mempunyai panjang 65 meter dan lebar 64 meter.

Kemudian, terdapat sisa-sisa struktur bangunan candi yang dibuat dari bata sehingga disebut Candi Abang.

Kata abang berarti merah, karena candi ini terbuat dari batu merah atau bata. Dari hasil testpit behasil diungkap bahwa Candi Abang terdiri dari satu bangunan. Belum banyak hal yang diketahui karena belum adanya penelitian yang seksama. Pada bagian tengah runtuhan candi sudah dilakukan penggalian namun tidak didapat data tentang hal ini.

7. Toko Nyonya Pang

Toko Nyonya Pang bukan tempat syuting Gadis Kretek. Namanya muncul dalam novel Gadis Kretek yang kemudian diadaptasi menjadi serial yang dibintangi Dian Sastro. Toko ini menjadi petunjuk bawah setting serial itu ada di Muntilan, Jawa Tengah.

Awalnya, pada 1912, Nyonya Pang hanya berjualan jenang dodol. Karena banyak digemari, akhirnya Nyonya Pang resmi membuka toko pada tahun 1950. Toko ini kini telah dijalankan oleh generasi ke enam.

Toko Nyonya Pang ini sangat mudah ditemui di Muntilan karena lokasinya yang strategis dekat dengan jalan raya. Tepatnya berlokasi di Jalan Pemuda No.71, Growong, Pucungrejo, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Namun sebaiknya pengunjung datang menggunakan motor atau kendaraan umum saja karena tokonya berada di deretan pertokoan lain yang menjadikan area parkirnya terbatas.

Saat memasuki toko ini pengunjung akan dibuat bingung karena banyak sekali pilihan oleh-oleh yang tersedia di sini. Ada wajik, pie susu, dodol, bakpia, krasikan, miku, moho, aneka keripik, dan masih banyak lagi. Namun tenang saja, karena staf-staf toko di sini akan membantu menemukan jajanan yang dicari.

8. Pasar Kayu Muntilan

Pasar Kayu Muntilan bukanlah destinasi wisata, namun setelah penayangan Gadis Kretek pasar ini ramai dikunjungi wisatawan. Banyak yang penasaran dan ingin berfoto spot-spot syuting ini.

Saat syuting berlangsung Pasar Kayu ini dikosongkan, para penjual kayu pun tidak bisa berjualan seperti biasa, namun sebagai gantinya mereka diberikan kompensasi. Lapak-lapak penjual kayu ini disulap menjadi pasar zaman dulu, sesuai setting serial Gadis Kretek, tahun 1960-an.

Beberapa kios dijebol untuk diubah menjadi pasar sayur-sayur, kafe, percetakan, warung jadul, hingga gudang rokok kretek. Proses pengosongan berlangsung kurang lebih lima hari dan pengembaliannya juga sekitar lima hari, sementara itu proses syuting berlangsung selama 1 minggu.

9. Pabrik cerutu Taru Martani 1918

Pabrik ini berada di Baciro, Yogyakarta dan telah beroperasi sejak 1918. Pabrik ini disebut-sebut sebagai pabrik ceritu tertua di Asia Tenggara.

Pabrikceritu Taru Martani 1918 mulanya berada di JalanMagelang dan dimiliki oleh warga berkebangsaan Belanda. Dalam prosesnya, salah satunya karena peristiwa bom atom di Nagasaki dan Hiroshima pada 1945, pabrik itu diambil alih oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan diberi nama Taru Martani.

10. Muntilan

Dalam serial Gedis Kretek disebutkan Kota M. Yang oleh penulis novel kemudian diakui adalah Muntilan. Ternyata kota ini sudah menjadi kota favorit Belanda.

Muntilan dalam peta tahun 1922, diapit oleh empat deretan Pegunungan; di wilayah Utara Pegunungan Lemah, di Timur Gunung Merapi dan Pegunungan Merbabu, di Selatan Pegunungan Gendol dan pegunungan Ukir serta Pegunungan Sipodang di bagian Barat.

Dikelilingi oleh deretan pegunungan membuat Muntilan dikelilingi banyak sungai, antara lain; Sungai Blongkeng, Sungai Pabelan, Sungai Poetih dan juga Sungai Droedjo yang bermuara pada Sungai Progo. Dengan banyaknya jumlah sungai di Muntilan, menjadilan Muntilan sebagai kawasan pertanian dan perkebunan yang subur.

Muntilan masuk dalam wilayah gouvernement yang menjadi kawasan perkebunan tembakau serta pertanian padi yang subur. Kini, Muntilan masih memiliki pesawahan luas, juga menjadi salah satu jujugan wisata kuliner bagi traveler yang melancong ke Magelang atau Yogyakarta. Kawasan ini memiliki makanan khas tape ketan dan wajik Nyonya Pang.




(fem/fem)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Wisata Gadis Kretek
Wisata Gadis Kretek
19 Konten
Tempat-tempat syuting serial Netflix Gadis Kretek menjadi buruan wisatawan. Lokasi syuting tersebar di sejumlah kota, toko oleh-oleh, pasar, candi, stasiun kereta api, hingga museum.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads