Jakarta - Mendengar kata istana tentu, tentu yang ada dibenak adalah bangunan megah dan monumental. Jika mendengar kata Istana Kuning pastilah bangunan itu berwarna kuning emas atau yang sepadan.Jika dilihat dari luar bangunan nampaknya apa yang ada di benak traveler adalah salah. Istana yang dimaksud adalah sebuah rumah panggung berbahan kayu ulin tampak sederhana karena tanpa pulas dan ukiran yang melekat.Tidak ada warna kuning yang menyita pandangan mata. Lalu mengapa dinamakan Istana Kuning?Mari kita masuk ke dalam istana untuk mengetahui pada bagian mana warna kuning yang dimaksud. Saat memasuki halaman Istana, traveler akah disambut oleh empat buah meriam kuno yang masih tampak gagah.Tak ada keterangan yang menyebutkan tentang sejarah meriam ini. Tapi yang pasti ada strip kuning di bagian alas meriam ini. Mungkin kah warna kuning yang dimaksud?Pintu masuk istana kuning tepat berada di depan gerbang. Sebuah pintu dan lorong kecil menjadi akses masuk ke dalam istana. Untuk masuk ke dalam ruang istana, traveler diharuskan untuk melepas alas kaki demi menjaga kebersihan dan kelestarian istana berbahan kayu ini.Di bagian dalam istana terdapat lukisan Sultan Kotawaringin yang pernah bertahta. Kesultanan Kotawaringin sendiri adalah bagian dari Kesultanan Banjar di Kalimantan Selatan. Karena Sultan pertama yaitu Pangeran Dipati Anta Kusuma merupakan putra dari Sultan Mustain Billah (Sultan Banjar ke IV).Kesultanan Kotawaringin berdiri pada tahun 1673 yang berpusat di istana Al Nursary Kotawaringin Lama. Pemerintahan di Istana Al Nursary berlangsung sejak tahun 1673-1813. Pada tahun 1814 Sultan Imanuddin (Sultan ke IX) memindahkan ibu kota pemerintahan dari istana Al Nursary Kotawaringin Lama ke istana Kuning di Pangkalan Bun.Sebutan Pangkalan Bun sendiri bermula saat Sultan Imanuddin melakukan perjalanan menyusuri sungai Arut dari Kotawaringin Lama menuju Kumai. Sultan Imanuddin sering singgah di Pongkalan Buun. Kata Pongkalan berarti tempat singgah dan Buun adalah nama orang Dayak pemilik rumah atau Pongkalan yang disinggahi oleh Sultan Imanuddin.Karena Sultan Imanuddin sering hilir mudik dari Kotawaringin Lama ke Kumai dan singgah di Pongkalan Buun. Di situlah muncul keinginan Sang Sultan untuk membuat sebuah kampung. Yang kemudian kampung tersebut dikenal sebagai Pangkalan Bun tempat didirikannya istana kuning pusat pemerintahan baru Kesultanan Kotawaringin.Penamaan istana kuning sendiri bukan karena bangunan yang bercat kuning. Hampir semua istana Kesultanan yang ada di Kalimantan berbahan kayu. Karena bahan kayu lebih mudah didapat dibanding bahan batu seperti di Pulau Jawa atau pulau lainnya di Indonesia. Selain itu topografi pualu kalimantan yang sebagai besar adalah area vegetasi gambut yang tentu lebih sulit untuk mendirikan bangunan berbahan batu.Karena istana mengunakan bahan kayu tentu lebih sulit untuk dijadikan dasar pengecatan. Nama kuning yang disematkan pada istana kedua Kesultanan Kotawaringin ini karena warna kuning adalah warna keramat atau kebesaran Kesultanan Kotawaringin. Sehingga diharapkan istana ini memiliki tuah bagi Kesultanan yang baru berpindah ibu kota ke Pangkalanbun.Di ruang Istana terdapat replika tahta lengkap dengan kursi para Pejabat Kesultanan yang didominasi warna kuning dan hijau. Di sini juga terdapat koleksi guci, piring, pedang, baju besi untuk berperang dan sepasang pengantin dengan menggunakan pakaian Kesultanan Kotawaringin.Di serambi kanan Istana terdapat aula yang saat ini biasa digunakan untuk berbagai kegiatan budaya. Di aula ini juga terdapat replika gong, perahu layar dan kereta kuda yang biasa digunakan keluarga Kesultanan untuk berkeliling wilayah Pangkalan Bun. Traveler masih penasaran dengan warna kuning di istana ini? Ayo kunjungi ke istana kuning.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!