Liburan Sambil Sketching, Bisa Dong
Senin, 30 Des 2019 11:55 WIB

Annisa Dewanti Putri
Jakarta - Teknik mendokumentasikan perjalanan selain lewat media potret langsung, yaitu lewat gambar dan sketsa. Ayo kita kenal kegiatan yang satu ini.Selain lewat lensa kamera, sekarang momen menyeketsa atau menggambar secara langsung atau disebut dengan livesketching menjadi gaya baru mengabadikan momen beberapa traveler yang sekaligus penyuka seni di dunia. Bahkan, di Indonesia sendiri, kegiatan ini sudah banyak menjadi kebiasaan bagi para petualang. Sambil mengunjungi beberapa tempat, tak lupa mengabadikan momen dengan menggambar apa yang terlihat di depan mata.Istilah yang sering dipakai pun banyak, ada Live sketching atau sketsa langsung yang dilakukan para penyeketsa untuk melukiskan keadaan langsung dalam perjalanan. Ada foodsketching di mana dilakukan saat wisata kuliner, tak lupa mereka menggambar apa yang hendak mereka makan.Kemudian, Urban Sketching dimana objek nya lebih ke perjalanan di Kota dan panorama sekitarnya. Landscape sketching yang lebih ke pemandangan, dan masih banyak istilah lain yang menjadi gaya mengabadikan cerita dan momen oleh para travelsketcher.Alat dan perkakas yang dibawa tentunya adalah kertas, sketchbook, dan drawing pen. Dengan alat sederhana ini sudah memancing para traveler penyuka gambar untuk beraksi. Lebih jauh lagi, jika sang travel sketcher punya lebih banyak waktu, ia juga akan mewarnainya dengan berbagai media yang ada. Bisa pakai cat air, pensil warna, atau pastel sekalipun.Tentunya, waktu yang diperlukan para sketcher bergantung daripada detail dan media yang digunakan. Sederhananya, ada yang menggambar kilat sekitar sepuluh menit. Mungkin hanya menggambar hitam putih dengan pulpen dan kertas sambil berdiri atau menunggu. Sampai ada yang melakukan secara serius dengan melebarkan perkakas dan bangku portable sambil mewarnai secara detail atau bahkan melukisnya. Bahkan ada yang bisa sampai berjam-jam.Di akhir gambar, tak lupa mereka menorehkan tanda tangan, tanggal, dan lokasi tempat mereka menyeketsa. Bahkan beberapa diantara mereka juga sering memberikan detail deskripsi lebih dalam soal gambar yang mereka telah hasilkan.Komunitasnya pun AdaSelain dari komunitas traveling, fotografi, atau videografi lainnya, komunitas sketchwalking juga tak kalah menjamur. Di setiap negara dan kota sekalipun sudah dibentuk berbagai macam cabang dan komunitasnya. Semua berkumpul untuk menjalankan satu manifesto, yaitu livesketching alias menyeketsa atau menggambar secara langsung.Pada skala dunia, ada Urban Sketcher, dan komunitas ini memiliki cabangnya di setiap negara bahkan kota. Bahkan penulis pernah sketchwalking bersama beberapa anggota dari USK Beijing, USK Shanghai, London, Kuala Lumpur, Florida, Taiwan dll. Semua disambut baik untuk datang gathering bersama dan menyeketsa lokasi tempat berkumpul.Meskipun dalam keadaan tak kenal sekalipun, agenda rutin yang sering diadakan oleh komunitas sketchwalking ini menjadi ajang untuk membuka jaringan baru dan pertemanan baru. Sehingga, biasanya di akhir acara mereka saling berfoto bersama, berbicara soal hasil gambar sketsa mereka dan berbincang.Tak aneh, terakhir komunitas-komunitas sketsa di Indonesia melingkupi Indonesias sketcher, Urban Sketcher, Sketchwalker, Sketchaholic dan beberapa komunitas cabang lain tergabung dalam rangkaian acara besar bernama Sketsaforia Urban 2019. Sebuah pameran sketsa terbesar yang diadakan di Galeri Nasional, Jakarta. Tentunya pameran ini telah banyak menayangkan karya-karya para traveler yang sudah melakukan travel sketching ke berbagai belahan dunia dan nusantara.Dari sekian gaya yang ada, baik perseorangan maupun perkelompok atau komunitas, tentunya biasanya di akhir, sketsa akan disandingkan dengan lokasi nyata di tempat. Lalu, tak lupa dengan kamera dipotret bersamaan dengan karyanya. Ini selanjutnya bisa dijadikan sebagai travel sketch journal oleh para sketchwalker dan travelsketcher. Jadi, ingin mencoba gaya mendokumentasi momen perjalanan dengan cara yang beda? Ayo mulai gambar apa yang ada diperjalanan kita lewat buku dan pulpen yang kita bawa.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum