Foto: Tempat Nongkrongnya 'Otaku' di Osaka

Otaku adalah sebutan bagi orang-orang yang punya obsesi khusus akan dunia game dan anime. Dulu otaku dianggap negatif, kini orang tak malu-malu lagi menyebut dirinya sebagai Otaku. Mereka biasa nongkrong di kawasan Nipponbashi Den Den Town (Wahyu/detikTravel)

Nipponbashi Den Den Town merupakan kawasan wisata belanja yang isinya menjual aneka benda yang berhubungan dengan dunia game dan anime. Mulai dari komik, poster, game, hingga kostum-kostum buat cosplay (Wahyu/detikTravel)

Ada juga game-game yang bisa dimainkan traveler. Sebagai contohnya game ketangkasan berhadiah boneka ini. Traveler bisa memainkannya dengan menggunakan koin uang Yen (Wahyu/detikTravel)

Otaku juga biasa main ke Maid Cafe. Di sini mereka bisa dilayani dan juga berinteraksi dengan pelayan cantik yang berdandan seksi seperti yang mereka lihat di manga-manga kesukaannya (Wahyu/detikTravel)

Maid Cafe ini cukup mahal juga. Makanan dibanderol seharga 1.200 Yen (setara Rp 144 ribu), sedang minuman dibanderol sampai 900 Yen (setara Rp 108 ribu). Meski mahal, tetapi para otaku tetap akan menebusnya, demi bertemu dengan pelayan idamannya (Wahyu/detikTravel)

Toko-toko mainan dan action figure juga bertebaran di kawasan Nipponbashi. Traveler bisa menyambanginya kalau kebetulan sedang mencari mainan dengan harga yang relatif miring dari pusat perbelanjaan besar (Wahyu/detikTravel)

Ada juga satu gedung yang isinya mainan semua, dan juga tempat karaoke. Bisa main game sampai puas di sini (Wahyu/detikTravel)

Sebenarnya, di Nipponbashi juga tempatnya para cosplayer beraksi. Sayang saat detikTravel berkunjung hujan deras mengguyur kawasan tersebut, jadi para gadis manis yang gemar bercosplay ria tidak keluar dari sarangnya (Wahyu/detikTravel)

Ada juga toko yang menjual kostum-kostum buat cosplay. Dari cosplay kartun Dragon Ball Z sampai kostum pelayan seksi bisa ditemukan di sini (Wahyu/detikTravel)

Menjelajahi kawasan Nipponbashi, kita seperti sedang main ke toko permen semasa kanak-kanak dulu. Semuanya pengen dicoba dan dibeli (Wahyu/detikTravel)