Dilansir dari News Australia, Jumat (7/2/2014) Red Light Secrets Museum of Prostitution berada di tengah kawasan Red Light. Tepatnya, berada di Oudezijds Achterburgwal 60-62, Amsterdam dan buka setiap hari dari siang sampai tengah malam.
Jangan berpandangan miring dulu tentang Museum Prostitusi ini. Museum ini bakal mengenalkan dan memberi informasi mendalam tentang kegiatan prostitusi serta kehidupan PSK (Pekerja Seks Komersil) di Red Light. Tenang saja, tidak ada PSK yang bakal menggoda turis di dalam museunya.
Museum Prostitusi berada di bekas rumah bordir. Begitu masuk ke dalamnya, turis akan melihat hologram seorang PSK yang seperti sedang merayu. Setelah itu, ada film pendek yang menampilkan kehidupan sisi lain PSK.
Mereka sering meluangkan waktu dengan memanjakan diri, seperti ke salon dan berbelanja ke toko pakaian. Usut punya usut, mereka sehari bekerja selama 11 jam dan enam hari dalam seminggu.
Museum Prostitus menyimpan sejarah panjang mengenai kawasan Red Light. Di abad ke-16, para pelaut yang berdagang rempah-rempah ke Eropa ternyata sering mendarat ke Amsterdam dan bermain dengan perempuan di sana. Miris, pemerintah setempat menutup mata saat itu.
Lalu di masa Perang Napoleon, para PSK di sana wajib menjalani tes medis. Hal itu bertujuan agar para prajurit tidak terkena penyakit kelamin. Namun, isi museum ini berfokus pada tahun 2000, sejak pemerintah melegalkan kegiatan prostitusi di Red Light. Sejak dilegalkan itulah, Red Light makin berkembang dan sanggup menekan angka perdagangan manusia, serta memberantas mucikari.
Saat dilegalkan pemerintah jugalah, kawasan Red Light terkelola dengan baik. Baik pihak kepolisian, pekerja sosial, otoritas pajak, dan kelompok hak-hak sipil berada di sana untuk menjaga kehidupan para PSK.
Kembali ke tur museumnya, terdapat lorong yang terdapat papan putih dengan daftar para PSK dan ruangannya. Setelah itu, turis digiring masuk ke peeskamer alias 'kamar PSK'. Kamar tersebut punya panjang 3 meter dan lebar dua meter. Ranjangnya rendah dan kuat, ada wastafel, lemari kecil dengan isi pelumas, pembersih, kondom, dan mainan seks.
"Tidak ada parfum yang dikenakan PSK, karena ketika pelanggan pulang tamunya bisa punya masalah dengan istrinya," kata pemandu setempat Stakelborough.
Bayaran PSK di Red Light biasanya 50 Euro atau sekitar Rp 827 ribu untuk 15 menit. Jika setengah hari, bayarannya adalah 150 Euro atau sekitar Rp 2,4 juta.
Menurut salah satu pengelola program sosial di sana, Van Doeveren, para wanita di sini tahu apa yang dikerjakan dan tidak terkena paksaan. Bekerja di Red Light adalah pilihan mereka. Bagi turis yang ingin masuk ke Museum Prostitus ini dikenai kocek 7,5 Euro atau sekitar Rp 124 ribu.
(aff/aff)












































Komentar Terbanyak
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
Wisata Guci di Tegal Diterjang Banjir Bandang, Kolam Air Panas sampai Hilang!