Kota Sydney, Australia punya segudang destinasi wisata. Namun hanya satu yang benar-benar menguji nyali traveler, yakni memanjat Sydney Harbour Bridge. Tingginya 134 meter, dengan udara musim dingin yang menggigit kulit!
detikTravel berkesempatan untuk menjajal bagaimana rasanya berjalan menanjak jembatan vertikal setinggi 134 meter itu. Bersama rombongan wartawan dan Indonesia AirAsia X, sebelum mencoba menguji nyali, kami berjalan-jalan berkeliling Kota Sydney. Mulai dari belanja di Paddy's Market hingga makan siang di Manly Beach ditemani debur ombak di tepi pantai 2 pekan lalu, Kamis (13/8/2015).
Kami tiba di Harbour Bridge sekitar pukul 17.00 waktu setempat. Kami langsung bergegas masuk ke gedung Bridge Climb. Setelah memesan tiket dan menunggu sejenak, seorang pemandu meminta kami bergegas untuk berganti pakaian. Selagi persiapan, kami diminta untuk mengisi data diri dan test alkohol. Karena jika di bawah pengaruh alkohol, jangan harap diizinkan memanjat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kami dilengkapi peralatan keamanan yang lengkap. Mulai dari tali pengaman, jaket, juga sarung tangan. Karena kami datang menjelang malam, maka perlengkapan pun ditambahkan senter yang terpasang melingkar di leher. Sebelum naik pun, adrenalin pun sudah terpompa, jantung berdetak tak karuan, mulut pun komat-kamit terus berdoa. Tapi buat yang phobia ketinggian, jangan takut, ini aman kok!
Akhirnya, kami memulai pendakianβ dengan beriringan. Kebetulan udara Sydney kala itu sedang dingin-dinginya. Siang hari mencapai 18 derajat Celcius, malam mencapai 10-12 derajat celcius. Tak ayal tulang serasa ditusuk-tusuk, tubuh pun cukup menggigil meski sudah dibalut dua lapis jaket.
Awal pendakian, kami menyusuri jalan setapak yang berlantaikan baja kokoh. Belum terlihat pemandangan yang dijanjikan, yaitu ikon kota Sydney: Opera House dan perairan yang dilalui kapal dan cruise. Kami bersabar menyusuri jalur pendakian hingga menuju puncak. Di tengah perjalanan, si pemandu bernama Graham menjelaskan mulai dari sejarah dibangunnya jembatan setinggi 134 ini hingga mulai dikomersilkan menjadi tujuan wisata.
βBuat yang takut ketinggian, ini benar-benar sangat menantang nyali. Terkadang saat lihat ke bawah, ada perairan, dan juga lalu lintas kendaraan yang lewat, termasuk hilir mudik kereta. Jadi, kalau takut, mending fokus melihat ke depan saja.
Angin dingin berhembus sangat kencang, apalagi saat di puncak jembatan. Tapi semua terbayarkan dengan pemandangan luar biasa dari atas. βKebetulan malam hari, gemerlap lampu kota dan tentunya Sydney Opera House membuat mata kembali segar, dan ketakutan pun sirna sejenak.
Tempat ini cukup terkenal dan pasti menjadi tujuan utama wisatawan yang datang ke Sydney. Dari keterangan Graham si pemandu, tak hanya untuk tujuan wisata, sewaktu-waktu, puncak jembatan ini juga kerap dijadikan tempat untuk melangsungkan pernikahan. Di puncak jembatan, ada semacam ruang terbuka berukuran sekitar 5x10 meter yang menjadi 'garis finish' semua pendaki. Nah di situlah tempat kumpul dan resepsi pernikahan sering dilangsungkan.
βSetelah puas berfoto-foto dengan berlatarkan Opera House, kami pun kembali turun beriringan. Total perjalanan yang dihabiskan sekitar 1,5 jam.
Untuk masuk ke Sydney Bridge Climb, traveler harus mengeluarkan kocek sekitar Rp 2-2,5 juta. Jika ingin ditambah paket foto dan video, tentu ada biaya tambahan lagi yang harus dibayar. Pokoknya, kurang lengkap kalau ke Sydney, tak mampir untuk menguji nyali di Bridge Climb. Seru banget!
(rdy/Aditya Fajar Indrawan)












































Komentar Terbanyak
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
Wisata Guci di Tegal Diterjang Banjir Bandang, Kolam Air Panas sampai Hilang!