Melansir BBC Travel, Kamis (22/2/2018), Danau Abraham memperlihatkan tumpukan gelembung seperti mutiara yang terjebak di antara lapisan es. Kamu pesti terkesima saat melihatnya.
Membahas bahayanya, di musim dingin, suhu di sekitar Danau Abraham bisa turun sangat rendah. Gelembung-gelembung yang ada di danau ini berisi gas metana yang mudah terbakar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Seperti danau lainnya di dunia, Danau Abraham mengeluarkan gas metana sepanjang tahun. Namun, di musim dingin, proses biologis di sana membentuk fenomena yang menakjubkan yang dicari para fotografer.
Ketika bakteri di dasar danau melakukan proses pembusukan organisme yang mati, mereka mengeluarkan gas metana dan kemudian menggelembung dan mengapung ke atas. Sebelum mencapai permukaan danau, gas metana tertahan oleh cuaca dingin dan membeku membentuk bola-bola berwarna putih.
Karena kejernihan es Danau Abraham, destinasi menjadi tempat yang populer untuk melihat dan memotret formasi perubahan gas metana. Di balik kecantikannya, gelembung beku itu mudah terbakar.
![]() |
Sejatinya, metana adalah gas rumah kaca yang kuat, kira-kira 25 kali lebih efektif sebagai perangkap panas daripada karbon dioksida dalam waktu 100 tahun. Bagian es yang retak di mana gas metana bisa lolos bisa memicu ledakan besar apabila tersulut api.
Maka dari itu, traveler yang datang ke sana sudah diperingatkan untuk tidak bermain api. Ada banyak papan peringatan akan gas metana itu yang terpasang di sekitar danau.
Danau Abraham terletak di kaki Pegunungan Rocky Kanada. Membentang sejauh 33 kilometer antara Kootenay dan Nordegg, sebuah kota hantu di Provinsi Alberta.
Satu-satunya jalur yang bisa traveler tempuh saat musim dingin tiba adalah melalui Jalan Raya David Thompson. Suhu di bawah titik beku dan hembusan angin dingin akan menemani perjalanan traveler ke danau misterius ini. (rdy/aff)
Komentar Terbanyak
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana
Penumpang Pria yang Bawa Koper saat Evakuasi Pesawat Dirujak Netizen
Suhu Bromo Kian Menggigit di Puncak Kemarau