Kisah Pulau Nelayan Terpadat di Afrika

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Pulau Nelayan Terpadat di Afrika

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Kamis, 25 Okt 2018 19:30 WIB
Pulau Migingo, pulau terpadat di Afrika (Yasuyoshi Chiba/AFP/Getty Images)
Migingo Island - Inilah kisah Migingo Island, pulau nelayan terpadat di Afrika. Di atas tanah seluas kurang dari seperempat hektar, ada lebih dari 500 orang tinggal di sana.

Traveler pernah mendengar nama Migingo Island? Jika belum, mari kita lihat lebih dekat pulau yang terletak di atas permukaan Danau Victoria ini.

Dilansir detikTravel dari AFP, Kamis (25/10/2018), Migingo adalah pulau terkecil di Afrika. Luasnya sekitar 2.000 meter persegi atau seluas setengah lapangan sepakbola. Pulau ini berjarak 324 Km dari Nairobi, ibu kota Kenya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pulau Migingo berbentuk bulat dan tanahnya berbatu. Hampir tidak ada lahan kosong tersisa di pulau ini. Semuanya penuh oleh rumah-rumah penduduk yang saling berdempetan. Menyisakan jalanan selebar gang-gang kecil di Jakarta untuk lewat warga lalu lalang.

Pulaunya berbentuk bulat dan berbatu (Yasuyoshi Chiba/AFP/Getty Images)Pulaunya berbentuk bulat dan berbatu (Yasuyoshi Chiba/AFP/Getty Images)
Pulau Migingo jadi menarik karena menjadi rebutan 2 negara, yaitu Kenya dan Uganda. Letaknya yang berada di atas Danau Victoria memang membuat 2 negara ini saling mengklaim teritori atas Pulau Migingo.

Sempat bersitegang di tahun 2009, tapi akhirnya kedua negara (Kenya dan Uganda) sepakat membuat joint commission untuk mengatur pulau ini. Mereka sepakat bahwa kepentingan nelayan Migingo harus dijamin dan jadi prioritas.

Terlepas dari itu, Pulau Migingo memang 'rumah yang nyaman' bagi lebih dari 500 orang penduduk yang tinggal di sana. Mayoritas dari mereka berprofesi sebagai nelayan. Sisanya membuka bar, dan rumah pelacuran. Ya, ada lokalisasi di pulau mungil ini.

Menjelang malam, wanita-wanita penghibur yang berasal dari 3 negara (Kenya, Tanzania dan Uganda) merapat ke Pulau Migingo. Konsumennya tentu saja para nelayan yang tinggal di sana.

Penduduk mayoritas sebagai nelayan (Yasuyoshi Chiba/AFP/Getty Images)Penduduk mayoritas sebagai nelayan (Yasuyoshi Chiba/AFP/Getty Images)
Di siang hari, para nelayan kembali bekerja mencari ikan di perairan Danau Victoria, danau terluas di Benua Afrika. Mereka menangkap ikan jenis nila merah (Lates niloticus) yang masih melimpah di danau tersebut.

Isaac Buhinza (22), salah satu nelayan Uganda yang tinggal di Migingo bercerita dirinya sejak kecil tidak bersekolah. Dia hanya belajar cara menangkap ikan dari ayahnya.

Satu-satunya alasan mengapa Isaac mau jadi nelayan adalah karena dia melihat temannya datang membawa aneka rupa-rupa barang setelah pergi menangkap ikan.

"Teman saya pulang membawa aneka macam barang setelah pergi menangkap ikan. Aku jadi ingin jadi seperti dia. Aku tidak tahu pulau ini milik negara mana. Aku hanya ingin tinggal di sini," kata Isaac.

Wanita Migingo sedang memasak (Yasuyoshi Chiba/AFP/Getty Images) Wanita Migingo sedang memasak (Yasuyoshi Chiba/AFP/Getty Images)
Jika para lelaki pergi mencari ikan, maka tugas para wanita di Pulau Migingo adalah menjaga anak, dan juga membantu suami membersihkan ikan. Mereka juga bertugas untuk memasak hidangan bagi para suami mereka sepulang pergi mencari nafkah.

Melihat kehidupan nelayan di Pulau Migingo yang keras, akan membuat traveler bersyukur tinggal di Indonesia. Traveler bisa berkunjung ke pulau ini, tapi sebaiknya ditemani pemandu yang tahu betul kondisi masyarakat setempat sehingga tetap aman. (rdy/rdy)

Hide Ads