Pulau Kanguru yang dulu indah dan jadi rumah berbagai satwa endemik, dan tempat wisata, kini seperti pulau mati setelah hangus terbakar.
Kebakaran yang melanda Australia sejak akhir 2019 lalu telah mengakibatkan Pulau Kanguru yang berada di lepas pantai barat daya Adelaide itu rusak.
Dilansir BBC, Senin (27/1/2020), saat ini terlihat barisan pohon yang menghitam dengan kobaran api yang masih menyala. Asap masih memenuhi udara serta bau hangus dimana-mana, telah menghapus kesan indah dari pulau tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih menyedihkan lagi, puluhan bangkai koala dan kanguru yang hangus tergeletak begitu saja di sisi jalan. Mereka hanya sebagian dari ratusan satwa di Pulau Kanguru yang mati akibat kebakaran di sana sejak 20 Desember 2019 lalu.
![]() |
Pulau Kanguru adalah salah satu suaka margasatwa terpenting di Australia. Kawasan ini terkenal akan keanekaragaman hayatinya. Saat ini, dikhawatirkan setengah dari pulau itu (lebih dari 215 ribu hektar) hangus.
Bencana kebakaran ini merupakan bencana ekologis yang sangat besar sehingga tentara pun diturunkan untuk membantu menggali parit yang akan digunakan untuk mengubur ribuan domba dan sapi yang juga jadi korban kebakaran.
Melihat kondisi saat ini, para ilmuwan khawatir akan banyak species yang terancam punah, termasuk koala, kakatua hitam, dan dunnart (hewan marsupial sejenis tikus). Ilmuwan memperkirakan setengah dari 50 ribu koala di Pulau Kanguru telah musnah akibat kebakaran.
Baca juga: Kasihan Koala... |
![]() |
Di sisi lain, masyarakat yang tinggal di Pulau Kanguru juga mengalami kerugian akibat kebakaran tersebut.
Dilansir dari Channel News Asia (CNA), Senin (27/1/2020), penduduk di Pulau Kanguru mengatakan,"kami bisa mengalami kejatuhan ekonomi bila tidak ada orang yang datang ke sini dan mendukung kami."
Jumlah penduduk Pulau Kanguru sekitar 4.700 orang. Walaupun api berangsur padam, mereka masih ketakutan dengan kondisi kebakaran yang berlangsung selama beberapa minggu.
Perekonomian penduduk amat bergantung pada bidang pertanian dan pariwisata. Dengan rusaknya infrastruktur dan reputasi, kedua industri harus mengalami pemulihan dalam jangka waktu lama.
"Hal-hal yang masyarakat ketahui dari Pulau Kanguru masih ada di sini. Tetapi agar tetap ada di sini, kami perlu semua orang datang dan melihat kami dan kami membutuhkan mereka untuk mendukung kami," kata Leeza Irwin, pemilik Raptor Domain, fasilitas wisata dan edukasi di Pulau Kanguru.
![]() |
Selain itu, Jim Gaddes, salah seorang pemilik bangunan akomodasi di Teluk Hanson, mengatakan bahwa properti miliknya hancur total. Di sebelah propertinya, ada suaka margasatwa yang kini menjadi kuburan massal yang menampung sekitar 800 hewan mati. Kondisi ini memang menyedihkan namun ia masih punya harapan ada keajaiban di balik kehancuran tersebut.
"Kami masih memiliki 30 hingga 40 koala yang benar-benar tidak cedera dan tak tersentuh kebakaran, seperti kehidupan yang selama ini mereka miliki," katanya.
Berdasarkan laporan CNA, tunas-tunas pohon akan segera datang dan ditanam di Pulau Kanguru. Namun, butuh waktu yang tak sebentar agar pulau ini kembali hijau dan bisa menjadi habitat yang ideal untuk satwa dan masyarakat di sana.
(pin/krs)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum