Gunung Everest mungkin sudah jadi destinasi populer bagi para pendaki. Namun di di dekatnya ada Gunung Kailash yang jadi rumah Dewa Siwa dan tak tersentuh.
Kailash adalah sebuah puncak di jajaran pegunungan Himalaya, di Tibet. Namanya mungkin terdengar asing namun keberadaannya penuh misteri bagi dunia.
Kenapa misteri? Dihimpun detikcom dari BBC, Senin (10/2/2020), Gunung Kailash memiliki tinggi 6.638 mdpl. Tak begitu berarti dibandingkan dengan Everest dengan tinggi 8.848 mdpl.
Namun dari catatan sejarah Kailash, tak pernah ada yang berhasil untuk mendaki gunung ini. Hal ini berkaitan dengan legenda yang meliputi Kailash.
Mari kita kupas bersama soal gunung misterius ini. Kailash menjadi satu-satunya gunung yang disakralkan oleh lima agama, Ayyavazhi, Bon, Buddha, Hindu, dan Jainisme.
![]() |
Identitas sakral yang disandangkan tak lepas dari kepercayaan bahwa Kailash menjadi rumah bagi Dewa Siwa. Masyarakat Hindu percaya bahwa gunung ini juga menjadi tempat terciptanya kehidupan abadi.
Julukan Gunung Meru juga sering disebutkan untuk Kailash. Gunung Meru adalah 5 puncak suci yang dianggap sebagai pusat dari alam fisik, metafisik dan spriritual. Hal ini dipercayai oleh agama Buddha, Hindu dan Jainisme.
Karena kesuciannya, gunung ini tak tersentuh. Menurut cerita, hanya ada satu manusia bernama Milarepa yang berhasil mendaki Kailash.
Milarepa adalah seorang biarawan yang hidup 900 tahun lalu. Sejak dia, tak ada manusia yang berhasil untuk menaklukkan Gunung Kailash.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Namun menurut kitab Buddah dan Hindu, terdapat banyak biara dan gua kuno. Mitosnya hanya orang beruntung yang bisa melihat gua-gua ini.
Meski sudah dilarang, namun ada saja yang nekad untuk naik ke Gunung Kailash. Pernah ada sekelopok pendaki dari Siberia yang memaksa untuk naik ke Rumah Dewa Siwa ini.
Pada titik tertentu, sekelompok ini tiba-tiba saja berubah menjadi tua. Yang mengejutkannya lagi, semua pendaki meninggal setahun kemudian karena usia tua.
Hal ini rupanya bukan isapan jempol. Karena Gunung Kailash dibuka tiap tahun untuk tradisi bernama Kora. Kora adalah ziarah yang dilakukan dengan berkeliling gunung.
![]() |
Siapa pun yang mengikuti proses Kora percaya bahwa dosa selama hidup akan terhapus. Tradisi ini cukup bertentangan dengan hukum yang mengatakan bahwa menginjakkan kaki di Kailash adalah dosa besar.
Sekembalinya dari ritual Kora, para ziarah akan mendapati kuku dan rambut mereka tumbuh lebih panjang. Mereka percaya bahwa udara dari puncak Kailash akan meningkatkan proses penuaan.
Mungkin banyak pendaki merasa spesial untuk jadi yang pertama. Gunung Kailash menjadi pilihan terakhir yang tak pernah didaki karena kesakralannya.
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!