Pengalaman ke Taj Mahal: Ditipu Bus, Dipalak Sewa Mobil

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pengalaman ke Taj Mahal: Ditipu Bus, Dipalak Sewa Mobil

Riswihani - detikTravel
Kamis, 08 Okt 2020 14:45 WIB
India masih berada di posisi kedua setelah AS dengan jumlah kasus Corona terbanyak. Namun, pemerintah malah memperbolehkan warganya untuk mengunjungi Taj Mahal.
Foto: AP/Pawan Sharma
Jakarta -

Tertipu operator bus, gagal naik kereta, dan dipalak biaya mahal sewa mobil, akhirnya Taj Mahal di depan mata. Kemegahannya membayar tuntas derita perjalanan.

Setelah menghabiskan waktu di ibu kota India, keesokan harinya saya melanjutkan perjalanan ke Agra. Saya check out dari hotel pukul 04.30.

Setelah itu, saya berkemas, memesan taksi, dan menuju ke meeting point pick-up bus yang sudah saya pesan lewat aplikasi online (red bus).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saya memesan sleeper bus untuk perjalanan ke Agra. dari informasi di aplikasi itu disebutkan perjalanan akan membutuhkan waktu sekitar tiga jam. Sebelumnya, saya berencana naik kereta, tetapi usaha berkali-kali booking tiket selalu gagal untuk issued.

Sesuai dengan tiket yang saya beli, jam kedatangan bus pukul 06.15 (di Mepo yang saya pilih tersebut). Jam sudah menunjukkan pukul 06.20, bus tak kunjung datang.

ADVERTISEMENT
Taj MahalMakam megah Taj Mahal di Agra Foto: Riswihani/d'traveler

Saya mulai panik, khawatir titik mepo saya salah dan saya tertinggal bus. Segera saya cari kontak person di e-mail yang mengirim e-ticket.

Saya tanyakan kenapa bus belum datang ke tempat Mepo saya, jawaban dari agen bus tersebut,"Tunggu saja, bus sudah dalam perjalanan ke situ."

Jam pun berlalu hingga jarum menunjukkan pukul 06.35. Saya mulai khawatir, bergegas menelepon ke resepsionis untuk menanyakan posisi bus.

Dan, dengan santainya dia mengatakan,"Maaf hari ini bus tidak beroperasi, nanti uang akan kami refund atau mau geser jadwal bus ke esok hari?"

Ya Allah, ini betul-betul keterlaluan, sudah kesekian kalinya kejadian tak mengenakkan terjadi selama saya di sini. Tapi tidak mungkin saya membatalkan tidak pergi ke Agra, tujuan utama saya ke India untuk melihat Taj Mahal secara langsung.

Akhirnya, saya memanggil bajaj untuk mengantarkan ke stasiun dan mencoba keberuntungan membeli tiket kereta saat itu juga. Tetapi sedihnya lagi tiba di stasiun, petugas kepolisian dan pegawai stasiun mengatakan bahwa tiket hari ini sudah habis terjual dan untuk turis asing tidak bisa membeli tiket secara go show.

Ampuunn,.. rasa ingin marah, nangis, bercampur jadi satu tapi saya masih berusaha menguasai emosi untuk tetap tenang. Kemudian, polisi setempat menyarankan untuk pergi ke tempat pelayanan turis yang di rekomendasikan oleh mereka.

Terjadilah hal lain yang tidak di inginkan lagi, saya ditawarkan satu-satunya alternatif untuk rental mobil dengan tarif 9500 rupee atau setara dengan Rp 2,1 juta.

Buat saya, tarif itu tidak masuk akal. Tapi, saya juga tak memiliki alternatif lain padahal waktu terus bergerak.

Saat itu, jam menunjukkan pukul 08.10, jika saya tidak segera mengambil keputusan, waktu akan habis terbuang. Saya pun menyetujuinya dan pergi ke Agra.

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih tiga jam, sampailah saya di kota Agra, tempat bangunan megah Taj Mahal.

Hari pertama di Agra saya berkeliling menggunakan jasa Tuktuk senilai 150 rupee. Saya menuju toko-toko souvenir, restoran, dan juga taman.

Supir mobil pergi begitu saja setelah mengantarkan saya ke hotel. Saya skip saja cerita hari pertama di Agra, berikutnya memasuki hari kedua, saya juga memulai aktivitas dini hari, pukul 04.30.

Saya start dari hotel dengan diantar tuktuk menuju ke Taj Mahal. Saya datang sepagi itu supaya tidak terlambat menyaksikan sunrise di sini.

Dari tempat turun tuktuk, kami masih harus naik bus lagi menuju ke tempat pembelian tiket. Ternyata, di sana sudah ramai antrean walau masih sepagi ini.

Selesai membeli tiket, pengunjung masuk satu persatu melalui pintu setelah melewati pemindaian.

Berjalan mulai dari gerbang utama saya bisa menyaksikan kemegahan kompleks bangunan Taj Mahal yang sangat mewah dengan taman yang luas dan dominasi bangunan berlapis marmer.

Untuk masuk ke dalam Taj Mahal traveler diminta tertib antri dalam barisan dan sebelumnya mengambil kantung kain untuk membungkus sepatu. Karena saat masuk ke dalam bangunan, alas kaki tidak boleh kotor. Di dalam Taj Mahal, pengunjung diarahkan berjalan searah dalam jalur yang sudah diberi pagar pembatas.

Taj Mahal yang menjadi ikon negara India ini dibangun atas nama cinta Raja Shah kepada istri ketiganya, Mumtaz Mahal, yang meninggal saat melahirkan anak ke-14. Bangunan ini dibuat untuk mengenang istrinya.

Taj MahalTaj Mahal Foto: Riswihani/d'traveler

Masa konstruksinya menghabiskan waktu hingga 22 tahun. Menurut informasi yang saya dapat, Taj Mahal ini digunakan untuk ibadah sholat Jumat, tetapi hanya penduduk Agra yang diperkenankan sholat disini. Taj Mahal ini dipenuhi dengan kaligrafi menakjubkan yang beberapa di antaranya di ambil dari Kitab Suci Al-Quran.

Bangunan Taj Mahal ini dibangun dengan geometri dan simetri matematika yang sempurna. Arsitek yang bernama Ustad Ahmad Lahauri merancang untuk melindungi ruang bawah tanah bila terjadi kehancuran dengan cara memiringkan sedikit empat menara di sekitar Taj Mahal. Sehingga, bila terjadi bencana istana yang akan runtuh di sekitar ruang bawah tanah saja, bukan si bagian atasnya.

Sekitar jam 09.40 saya sudah mengelilingi hampir keseluruhan kawasan ini, saya beranjak meninggalkan Taj Mahal melanjutkan pergi ke Agra Fort, yaitu benteng yang terletak sekitar 2,5 km dari Taj Mahal. Bangunan itu merupakan salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO. Dominasi warna bangunan nya berwarna merah bata. Jika kalian berkeliling disini, usahakan tidak datang di tengah hari karena sangat panas.

Selesai berkeliling Agra Fort saya sempat datang mampir ke Itmad-Ud-Daula yang disebut-sebut sebagai Baby Taj Mahal. Bangunan makam ini sering di gambarkan sebagai "kotak permata".

Selesai dari sini, sopir mobil rental sudah menjemput saya untuk mengantar kembali ke New-Delhi untuk bersiap pulang ke Jakarta.

***

Artikel merupakan kiriman pembaca detikcom. Artikel telah ditayangkan di rubrik d'traveler. Pembaca detikcom bisa membagikan pengalaman traveling lewat sini.




(fem/fem)

Hide Ads