4. Australia
Ada makin banyak laporan dimana anggota komunitas China-Australia dan Asia-Australia menjadi sasaran hinaan verbal dan rasis di negeri Kanguru.
Pada tanggal 20 Maret 2020, seorang siswa yang mengenakan masker di Hobart, Tasmania diberi cap, "Anda terkena virus" dan "kembali ke negara Anda" sebelum ditinju sehingga menyebabkan matanya memar dan kacamata pecah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan penyerangan tersebut sebagian disebabkan oleh perbedaan budaya dalam penggunaan masker di budaya Timur dan Barat. Restoran dan perusahaan China di Sydney dan Melbourne juga tercatat telah mengalami penurunan bisnis yang dramatis, lebih dari 70%.
Menurut jajak pendapat Ipsos MORI online, 23% responden Australia akan mempertimbangkan di masa depan untuk menghindari orang asal China untuk melindungi diri dari virus corona.
Selain itu sebuah survei yang dibuat Australian National University menunjukkan bahwa 84,5% orang Asia-Australia mengalami setidaknya satu contoh diskriminasi antara Januari dan Oktober 2020.
5. India
Tak hanya di dunia Barat, di India sentimen Anti-Asia dan Anti-Oriental juga berhembus kencang. Sebuah survei yang dilaksanakan The Takshashila Institution menemukan bahwa 52,8% responden India merasa istilah seperti "Virus China" dan "Pandemi Made in China" tidak bersifat rasis.
Tak hanya itu, Presiden unit Negara Bagian dari partai berkuasa Bharatiya Janata atau BJP di West Bengal Dilip Ghosh pernah menyatakan bahwa China telah "menghancurkan alam" dan "itulah mengapa Tuhan membalas dendam terhadap mereka."
Pernyataan tersebut kemudian dikecam oleh konsulat China di Kolkata, menyebut mereka salah.
Simak Video "Video: Trump Ibaratkan Iran-Israel bak Anak-anak yang Berkelahi di Halaman"
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol