Akhirnya Ada Kafe Pesawat di Tepi Barat, Butuh Waktu 22 Tahun untuk Rilis

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Akhirnya Ada Kafe Pesawat di Tepi Barat, Butuh Waktu 22 Tahun untuk Rilis

Femi Diah - detikTravel
Jumat, 27 Agu 2021 12:06 WIB
A Boeing 707 aircraft has been converted to a cafe, in Wadi Al-Badhan, just outside the West Bank city of Nablus, Aug. 11, 2021. Few Palestinians in the occupied West Bank get to board an airplane these days. The territory has no civilian airport and those who can afford a plane ticket must catch their flights in neighboring Jordan. But twins brothers, Khamis al-Sairafi and Ata, are offering people the old airplane for customers to board. (AP Photo/Majdi Mohammed)
Kafe dan restoran pesawat di Tepi Barat (AP/Majdi Mohammed)

Tertunda Puluhan Tahun

Kendati sudah membeli pesawat sejak akhir 1990-an dan memindahkan dengan susah payah, rupanya mimpi Khamis dan Ata untuk memiliki kafe dan restoran pesawat tidak bisa langsung terwujud.

Proyek mereka tertunda setelah perang Palestina dan Israel berkecamuk pada akhir tahun 2000. Sudah begitu, sebuah pos pemeriksaan militer Israel dibangun di dekat pesawat itu parkir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

So, pelanggan dari kota terdekat Nablus pun tidak bisa leluasa memasuki kawasan itu. Selama tiga tahun area kafe dan restoran itu menjadi pos pemeriksaan dan militer Israel.

''Mereka bahkan membangun tenda di bawah sayap pesawat,'' kata Ata al-Sairafi.

ADVERTISEMENT

Selama hampir 20 tahun, pesawat dan area itu ditinggalkan. Setelah pemberontakan mereda pada peperangan mereda di tahun 2000-an, Khamis dan Ata melanjutkan bisnis pembuangan limbah mereka dan taman hiburan kecil di Nablus yang mereka buka pada tahun 2007.

A Boeing 707 aircraft has been converted to a cafe, in Wadi Al-Badhan, just outside the West Bank city of Nablus, Aug. 11, 2021. Few Palestinians in the occupied West Bank get to board an airplane these days. The territory has no civilian airport and those who can afford a plane ticket must catch their flights in neighboring Jordan. But twins brothers, Khamis al-Sairafi and Ata, are offering people the old airplane for customers to board. (AP Photo/Majdi Mohammed)A Boeing 707 yang diubah menjadi kafe dan restoran di Tepi Barat. Pesawat dibeli dari Israel. (AP/Majdi Mohammed)

Setelah lebih dari satu dekade menabung, mereka memutuskan pada tahun 2020 untuk mulai membangun kembali apa yang mereka impikan. Langkah pertama merenovasi pesawat.

Eh, baru juga mulai, usaha mereka dihentikan pandemi virus Corona.

Kini, setelah lockdown dilonggarkan, kafe dan restoran pesawat itu akhirnya dibuka untuk pelanggan. Di dalam pesawat terdapat sembilan meja dan pintu-pintunya terhubung ke dua jalur jet tua yang memungkinkan pelanggan untuk naik dengan aman. Hidung pesawat dicat dengan warna bendera Palestina dan ekornya dengan warna Yordania.

Khamis dan Ata berencana memasang dapur di bawah badan pesawat untuk menyajikan makanan kepada pelanggan di dalam pesawat.

Namun, tujuan jangka panjang mereka untuk membangun kembali taman hiburan dan kolam renang masih jauh. Pasangan itu mengatakan mereka kecewa karena tidak menerima dukungan keuangan dari pemerintah kota dan sedang mencari investor.

''Insya Allah, saya berharap proyek ini berhasil dan menjadi yang terbaik,'' kata Ata al-Sairafi.


(fem/ddn)

Hide Ads