INTERNATIONAL DESTINATIONS
Ini Atacama, Gurun yang Paling Kering di Dunia!

Gurun Atacama di Chili merupakan gurun nonpolar terkering di Bumi. Begitu luas, Atacama terbentang di atas tanah seluas 1.000 km.
Atacama terjepit di antara pegunungan Cordillera de la Costa pesisir dan Pegunungan Andes. Wilayah tempat gurun ini berada memiliki formasi geologis yang menakjubkan dan sudah memberi banyak peluang untuk penelitian bagi para ilmuwan.
Tak hanya jadi gurun non polar terkering, Atacama juga menjadi gurun tertua di bumi. Gurun ini telah mengalami kondisi semi kering selama kira-kira 150 juta tahun terakhir!
![]() |
Menurut sebuah makalah di Nature pada tahun 2019, para ilmuwan memperkirakan, ini dalam gurun telah jadi sangat kering selama kira-kira 15 juta tahun. Hal ini diakibatkan kondisi geologis dan atmosfer yang unik.
Gurun Atacama terselip di bawah bayang-bayang Pegunungan Andes yang tertutup salju. Nah, pegunungan ini menghalangi curah hujan dari timur. Sementara, di sebelah barat, naiknya air dingin dari kedalaman Samdra Pasifik menyebabkan atmosfer menghambat penguapan air laut dan mencegah pembentukan awan dan hujan.
Jika melihat gurun lain di dunia, Sahara misalnya, merkuri bisa melonjak di atas 50 derajat Celcius. Namun, suhu di Aracama relatif rungan sepanjang tahun dengan rata-rata 18 derajat Celcius.
Inti gurun yang hiperkering membuatnya tidak memiliki kehidupan tumbuhan dan hewan, kecuali beberapa jenis mikroba. Dengan adanya kondisi ini, para ilmuwan berharap bisa mempelajari kondisi Atacama yang kering dan berdebu dan akhirnya mengungkap rahasia tentang kunci kehidupan di bagian lain alam semesta, seperti Mars.
"Ini adalah tempat yang sangat menarik untuk melihat betapa uletnya kehidupan di Bumi dan apa batasan iklim untuk kehidupan seperti yang kita ketahui sebenarnya," kata seorang ahli astrobiologi di Desert Research Institute di Las Vegas, Nevada.
Rata-rata, bagian terkering dari Atacama bahkan hanya menerima kurang dari satu milimeter hujan setiap tahun. Namun, dalam satu kondisi yang jarang terjadi, hujan deras turun dan langsung mempengaruhi kehidupan tumbuhan di Atacama.
Pada tahun 2017, bunga liar bermekaran setelah hujan deras turun. Sebelumnya, hujan badai serupa juga pernah terjadi pada bulan Maret dan Agustus tahun 2015.
Namun, meski hujan menyuburkan ladang bunga liar, ada konsekuensi banjir yang menghancurkan kehidupan mikroba di gurun yang sudah beradaptasi untuk bertahan hidup tanpa air. Misalnya, banyak mikroba di inti gurun yang sangat kering hancur setelah menyerap terlalu banyak air hujan.
Para ilmuwan menduga, badai bencana yang lebih sering terjadi dikarenakan perubahan iklim dan kondisi atmosfer di Samudra Pasifik yang berfluktasi. "Alih-alih membuat gurun lebih kering, perubahan iklim justru bisa membuatnya lebih basah," kata Amundson.
Simak Video "Kebakaran Hutan Dahsyat di Chili,130 Rumah Rusak"
[Gambas:Video 20detik]
(elk/elk)