Ini Kota 'Tumpukan Orang Mati', Kota Kuno Modern yang Hilang Misterius

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ini Kota 'Tumpukan Orang Mati', Kota Kuno Modern yang Hilang Misterius

bonauli - detikTravel
Kamis, 08 Des 2022 07:12 WIB
Mohenjo-daro di Pakistan
Mohenjo-Daro di Pakistan (Getty Images)
Mohenjo-Daro, Pakistan -

Atlantis menjadi salah satu kota dunia yang hilang atau The Lost City. Tapi ternyata bukan hanya Atlantis, ada sebuah kota kuno yang juga tak lagi berwujud. Namanya Mohenjo-Daro, letaknya sekitar satu jam dari luar kota Larkana di Pakistan Selatan, tepatnya di Lembah Indus.

Dilansir dari BBC, Mohenjo-Daro terkenal sebagai kawasan kota metropolitan di zamannya. Kira-kira 4.500 tahun lalu, kawasan ini dihuni oleh peradaban India kuno.

Mohenjo-Daro memiliki arti "tumpukan orang mati" dalam bahasa Sindhi, bahasa ibu dari Pakistan dan India. Tak ada literatur yang menjelaskan mengapa kota ini diberi nama demikian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai salah satu kota paling awal dunia, Mohenjo-Daro juga jadi yang terbesar di Peradaban Lembah Indus atau Harappa. Kota ini diyakini pernah dihuni setidaknya 40.000 orang.

Dalam catatan sejarah, Mohenjo-Daro jadi kota makmur pada tahun 2.500-1.700 sebelum Masehi. Bayangkan, di zaman itu kota ini sudah memiliki hubungan sosial, budaya, ekonomi dan agama dengan Mesopotamia dan Mesir.

ADVERTISEMENT

Sayangnya, pada tahun 1.700 sebelum masehi penduduk kota Mohenjo-Daro meninggalkan kota. Alasan mereka pun masih misterius dan tidak ada yang tahu ke mana penduduknya pergi.

"Kota itu sendiri tidak tiba-tiba dievakuasi. Sekitar 1900 SM, Anda melihat pergeseran terjadi, lebih sedikit jejak orang yang tinggal di kota mulai muncul dalam catatan material. Bukan karena semua orang pergi, tetapi ada lingkungan tertentu yang mulai terlihat keadaan rusak. Periode waktu belakangan ini tidak memiliki kepadatan populasi yang sama dengan periode waktu sebelumnya. Anda melihat pergerakan lambat orang meninggalkan kota," kata Uzma Z Rizvi, seorang arkeolog dan profesor di Institut Pratt Brooklyn, yang menulis esai tahun 2011 berjudul Mohenjo-daro, The Body, and the Domestication of Waste.

Mohenjo-daro di PakistanMohenjo-daro di Pakistan Foto: (Getty Images)

Tak ada yang pernah mendengar lagi tentang Mohenjo-Daro sejak itu. Kota canggih di peradaban kuno pun dianggap sebagai kota yang hilang.

Kota ini ditemukan kembali oleh para arkeolog pada tahun 1911. Saat itu tim arkeolog mendengar laporan tentang temuan beberapa batu bata di daerah tersebut.

Namun, Survei Arkeologi India (ASI) mengesampingkan batu bata tersebut karena tidak memiliki kekunoan apa pun dan situs tersebut tetap tidak terganggu selama beberapa tahun lagi.

(Halaman selanjutnya>>> Mohenjo-Daro ditemukan kembali)

Barulah pada tahun 1922 R D Banerji, seorang petugas ASI, percaya bahwa dia melihat sebuah stupa yang terkubur. Struktur stupa mirip gundukan tempat umat Buddha biasanya bermeditasi.

Penemuan tersebut membuat Mohenjo-Daro kembali diperhatikan. Tim arkeologi dayang dan melakukan penggalian besar-besaran - terutama oleh arkeolog Inggris Sir John Marshall. Dialah yang membuat Mohenjo-daro masuk sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1980.

Sisa-sisa reruntuhan yang mereka temukan mengungkapkan tingkat urbanisasi yang sebelumnya tidak terlihat dalam sejarah. UNESCO bahkan memuji Mohenjo-daro sebagai reruntuhan Lembah Indus yang "terlestarikan".

Modernisasi kota ini terlihat dari sistem sanitasi yang jauh melampaui zamannya. Ketika drainase dan toilet pribadi menjadi kemewahan para orang kaya di Mesir dan Mesopotamia, di Mohenjo-daro, toilet dan selokan tertutup ada di mana-mana.

Mohenjo-daro di PakistanMohenjo-daro di Pakistan Foto: (Getty Images)

Dari penggalian ini pula ditemukan lebih dari 700 sumur yang masuk dalam sistem pemandian pribadi. Pemandian besar berukuran 12mx7m untuk penggunaan komunal juga ditemukan.

Bukan cuma toilet yang dimiliki oleh tiap rumah, limbah rumah tangga pun dibuang dengan sistem pembuangan yang canggih di seluruh kota. Kecanggihan ini juga didukung dengan pemahaman lingkungan dari penduduknya.

Menyadari kotanya terletak tepat di sebelah barat Sungai Indus, mereka membangun anjungan pertahanan banjir dan sistem drainase yang mengesankan untuk melindungi diri dari banjir tahunan.

Selain itu, mereka adalah pemain kunci dalam jaringan perdagangan laut yang terbentang dari Asia Tengah hingga Timur Tengah.

Selama berabad-abad, mereka menghasilkan tembikar, perhiasan, patung, dan barang-barang lain yang diukir dengan rumit yang tersebar di mana-mana dari Mesopotamia hingga Oman saat ini.

Tak terbayang betapa hebatnya Mohenjo-Daro pada saat itu.

Kini kota bersejarah yang pernah hilang itu telah diubah jadi taman lokal yang rindang dan teduh. Tapi, entah kenapa jarang sekali turis yang tahu soal situs ini dan warga lokal pun 'tak begitu' minat dengan keindahan dan sejarahnya.


Hide Ads