Mungkin sedikit traveler yang tahu, kalau ibukota Turkmenistan di Ashgabat merupakan sebuah kota modern yang unik. Dilongok detikTravel dari BBC, Selasa (24/3/2015) ternyata bangunan seisi kotanya terbuat dari marmer putih yang mengkilap!
Buktinya, pada tahun 2013, Ashgabat masuk Guinness Book of World Records sebagai kota yang memiliki jumlah bangunan yang terbuat dari marmer putih terbanyak di dunia. Tapi tidak heran, sejauh mata memandang, hanya tampak bangunan berwarna putih di Ashgabat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di dalamnya terdapat bianglala tertutup yang terbesar di dunia dan terbuat dari batu marmer putih, serta masuk Guinnes Book of World Records pada tahun 2012. Dari ongkos pembuatannya juga tidak main-main, sekitar 315 juta Turkmen Manat, atau sekitar Rp 1,1 triliun.
Bangunan lain yang tidak kalah menarik adalah The Wedding Palace yang juga terbuat dari batu marmer putih. Saat malam hari, bangunan tersebut disinari dengan berbagai lampu neon warna-warni yang berubah warna tiap menit, seperti bola disko.
Bagian menarik lainnya dari Ashgabat juga terletak di bagian pasar tradisionalnya atau disebut bazaar. Salah satu bazaar tertua di Ashgabat yang disebut Gulistan, menjadi tempat terbaik untuk berinteraksi dan mengenal budaya lokal.
Tidak jauh dari pasar tersebut juga dapat dijumpai Masjid Ertugrul Ghazi yang merupakan replika dari Blue Mosque di Istanbul. Kurang lebih masjid ini dikunjungi oleh 7.000 orang setiap tahunnya.
Namun di balik Kota Ashgabat yang modern, awalnya Turkmenistan dipimpin oleh seorang diktator bertangan besi, Presiden Nizayov. Di bawah kepemimpinannya sang 'Turkmenbashi' atau bapak orang Turkmen, dibuat sejumlah aturan tegas.
Dari sisi traveler, jangan harap Anda bisa memotret bangunan pemerintahan seperti istana negara. Kalau Anda coba-coba, bisa jadi malah akan ditangkap dan dipenjara. Media asing juga mengkritik Presiden Nizayoz sebagai salah satu pemimpin dunia paling totaliter.
Adapun sekarang di bawah kepemimpinan Presiden Gurbanguly Berdimuhamedow, Turkmenistan tengah membuka diri untuk para wisatawan. Mungkin ada di antara Anda yang tertarik untuk traveling ke sini?
(rdy/fay)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan