Berkunjung ke suatu daerah, kita mesti tahu tradisi yang berlaku di daerah tersebut. Salah satu suku terpencil yang berada di wilayah perbatasan India dan Myanmar memiliki tradisi yang tidak biasa, yaitu berburu kepala.
Baca juga: Mereka yang Hidup di Atap Dunia Tajikistan |
Dikumpulkan detikTravel dari beragam sumber, Kamis (15/3/2018) suku yang memiliki tradisi berburu kepala ini adalah Suku Koyak. Suku ini berada di wilayah Nagaland, perbatasan Myanmar dengan India. Mereka mendiami daerah terpencil berupa desa di perbukitan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kepala-kepala musuh disimpan dan dipajang di dalam rumah. Bagi mereka, kepala musuh dipercaya bisa memberikan kesuburan dan digunakan sebagai ritual anak laki-laki mereka.
Selain bukti kemenangan, kepala musuh pun merupakan syarat bagi pria Suku Koyak agar mendapatkan tato di wajah. Tato itu melambangkan tingkatan yang paling tinggi bagi kasta para pria di sana.
Meski begitu, rupanya tradisi berburu kepala sudah lama tidak dilakukan oleh para pria Suku Koyak. Terakhir, adalah di tahun 1940-an mana kala pemerintah India melarang perburuan kepala. Lantas, kepala-kepala manusia yang disimpan di tiap rumah akhirnya dikuburkan ke tanah.
Selain Suku Koyak, ternyata juga ada Suku Lundayeh yang menetap di perbukitan di Sabah, Malaysia yang memiliki tradisi sama. Mereka berburu kepala sebagai syarat untuk menikah.
Baca juga: Toyota Sengaja Ngerem Laju Avanza demi Rush |
Kepala yang diburu pun adalah kepala pria. Mereka tidak pernah dan tidak boleh memenggal kepala wanita dan anak-anak. Pedang yang digunakannya namanya mandau seperti Suku Dayak di Kalimantan. Setelah kepala didapatkan, nantinya pria tersebut akan menyerahkan kepala kepada orang tua wanita.
Kepala-kepala yang diburu tersebut, nantinya juga diletakan di dalam rumah dan disusun di sebuah tiang. Namun, kini Suku Lundayeh tidak lagi melakukan tradisi berburu kepala. Mereka sudah meninggalkannya dan cukup menjadi cerita atau sejarah yang diceritakan secara turun menurun. (sym/fay)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!