Kasus tour leader IW yang korbannya rugi hampir Rp 200 juta, ternyata baru satu cerita. Para korban lainnya bermunculan dengan jeritan yang sama.
Selain kasus tour leader Erwin yang tidak kunjung pulang dari Maroko, ada lagi kasus tour leader IW dengan modus serupa. Sempat ada rombongan para dosen dari Sulawesi Selatan yang dirugikan hampir Rp 200 juta di akhir 2017.
Munculnya berita detikTravel ini, membuat para korban dari pelaku yang sama bersuara. Pantauan detikTravel, Senin (23/7/2018) para korban IW meramaikan Facebook, mereka bersuara di sana.
Menurut mereka modusnya sama, IW menggelar open trip merangkap tour leader. Namun di tengah jalan IW akan meminjam kartu kredit atau memakai uang wisatawan, rekanan, teman atau WNI dan siapapun yang dia kenal saat di luar negeri. Hal itu menurut salah satu korban sudah terjadi sejak 2007, 11 tahun lalu.
"Sebenarnya ada yang lain yang lebih awal, tahun 2007-an. Tapi nggak usah saya sebut. Tapi intinya, it has been years dan ini sudah kayak penyakit," kata DT.
Pada tahun 2011, cukup banyak kejadian traveler dan rekanan yang dirugikan IW dalam beberapa paket perjalanan, salah satunya ke Eropa. Ada yang menitip uang untuk tiket pesawat tapi tak jelas bukti pembeliannya atau diminta uangnya dengan alasan IW mengalami masalah dengan ATM atau kartu kredit.
"Kita kenal dan baru kenal karena trip tersebut, jadi murni asas percaya saja. Tenyata sudah ada usaha untuk pinjam kartu kredit atau uang dengan alasan macam macam," cerita NF.
"Kami nitip beli tiket Qatar Airways ke IW dengan menyerahkan sejumlah uang. Kami minta bukti dong berapa habisnya atau barangkali kurang. Tapi sampai detik ini nggak pernah ada. Alhamdulillah nggak sampai ketipu lagi walaupun dia pernah call lagi bawa trip dan ATM-nya bermasalah mau pinjam duit dengan cara transfer. No way lah karena kasus yang lalu saja belum kelar," kata ME.
Mereka yang merasa menjadi korban IW akhirnya saling berkenalan di media sosial. Menyadarkan pelaku, sepertinya tidak mempan, jadi mereka seperti berjuang sendiri memperingatkan para traveler lainnya agar tidak terkena bujuk rayu open trip murah IW.
"Sebagai teman saya sudah berkali-kali menasihati bahkan menawarkan kerja sama agar dia mau berubah tapi ya begitulah. Walaupun saya jadi korbannya juga," kata E.
"Saya sekarang sudah in peace. Nggak mau ingat lagi, stress dan makan hati. Tapi kalau ada yang potensi kena akan saya peringatkan," tutup DT.
detikTravel sudah berusaha menghubungi IW. Telepon dan pesan tidak direspons. Terakhir IW merespon adalah Jumat (20/7). Dia menjawab singkat dengan mengaku sudah tidak berbisnis travel lagi.
Tonton juga video: 'Polisi Ciduk 2 Investor Gadungan Penipu Pengusaha Travel'
Selain kasus tour leader Erwin yang tidak kunjung pulang dari Maroko, ada lagi kasus tour leader IW dengan modus serupa. Sempat ada rombongan para dosen dari Sulawesi Selatan yang dirugikan hampir Rp 200 juta di akhir 2017.
Munculnya berita detikTravel ini, membuat para korban dari pelaku yang sama bersuara. Pantauan detikTravel, Senin (23/7/2018) para korban IW meramaikan Facebook, mereka bersuara di sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Sebenarnya ada yang lain yang lebih awal, tahun 2007-an. Tapi nggak usah saya sebut. Tapi intinya, it has been years dan ini sudah kayak penyakit," kata DT.
Pada tahun 2011, cukup banyak kejadian traveler dan rekanan yang dirugikan IW dalam beberapa paket perjalanan, salah satunya ke Eropa. Ada yang menitip uang untuk tiket pesawat tapi tak jelas bukti pembeliannya atau diminta uangnya dengan alasan IW mengalami masalah dengan ATM atau kartu kredit.
"Kita kenal dan baru kenal karena trip tersebut, jadi murni asas percaya saja. Tenyata sudah ada usaha untuk pinjam kartu kredit atau uang dengan alasan macam macam," cerita NF.
"Kami nitip beli tiket Qatar Airways ke IW dengan menyerahkan sejumlah uang. Kami minta bukti dong berapa habisnya atau barangkali kurang. Tapi sampai detik ini nggak pernah ada. Alhamdulillah nggak sampai ketipu lagi walaupun dia pernah call lagi bawa trip dan ATM-nya bermasalah mau pinjam duit dengan cara transfer. No way lah karena kasus yang lalu saja belum kelar," kata ME.
![]() |
Mereka yang merasa menjadi korban IW akhirnya saling berkenalan di media sosial. Menyadarkan pelaku, sepertinya tidak mempan, jadi mereka seperti berjuang sendiri memperingatkan para traveler lainnya agar tidak terkena bujuk rayu open trip murah IW.
"Sebagai teman saya sudah berkali-kali menasihati bahkan menawarkan kerja sama agar dia mau berubah tapi ya begitulah. Walaupun saya jadi korbannya juga," kata E.
"Saya sekarang sudah in peace. Nggak mau ingat lagi, stress dan makan hati. Tapi kalau ada yang potensi kena akan saya peringatkan," tutup DT.
detikTravel sudah berusaha menghubungi IW. Telepon dan pesan tidak direspons. Terakhir IW merespon adalah Jumat (20/7). Dia menjawab singkat dengan mengaku sudah tidak berbisnis travel lagi.
Tonton juga video: 'Polisi Ciduk 2 Investor Gadungan Penipu Pengusaha Travel'
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol