Kasus tour leader Erwin Aprianto yang meninggalkan 5 turis WNI di Maroko jadi perbincangan orang. Setelah menghilang pada 10 Juli 2018, Erwin bisa dihubungi detikTravel pada 16 Juli 2018. Selama seminggu menghilang itu Erwin mengaku diculik orang. Erwin kemudian melapor ke KBRI Rabat. Dia kini ditampung di sana.
Terungkapnya masalah Erwin kemudian membuka kasus-kasus serupa kepada para netizen di dalam forum-forum traveling. Rupanya ada lagi kasus penelantaran wisatawan dengan jumlah kerugian yang lebih besar dengan tour leader berinisial IW.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini diceritakan pria berinisial K kepada detikTravel, Jumat (20/7/2018). Menurut dia kejadiannya adalah November tahun 2017. Saat itu ada serombongan dosen dari Sulawesi Selatan yang membutuhkan paket wisata murah ke Jepang. K Sebagai pemilik usaha traveling kebetulan tidak menjual paket ke Jepang sehingga mencari bantuan agent travel lain.
"Saya sebar info punya paket ke Jepang nggak? Yang komentar ini IW. Ini teman sudah lama jadi saya percaya, tapi saya nggak menyangka bakal ada masalah," kata K.
K menuturkan, setiap orang kemudian membayar Rp 13 jutaan kepada IW. Masalah pertama adalah penundaan keberangkatan ke Jepang oleh IW dengan alasan tiket sudah mahal. Lalu tripnya diganti menjadi Hong Kong-Macau.
"Setelah para dosen sudah di Makassar dibilang nggak bisa ke Hong Kong karena akhir pekan, akhirnya mereka bermalam di Jakarta. Tripnya diubah lagi ke Singapura-Bangkok," jelasnya.
Di Singapura, menurut K para tamu wisatawan ini ditawari tukar uang oleh IW dan semua uang diserahkan. Mereka sempat jalan-jalan 1-2 hari di Singapura dengan IW sebagai tour leadernya.
"Pas mau ke Bangkok dibilangnya ada 2 orang yang nggak bisa berangkat dan dia belum booking segala macam. Terus mau dioper ke tour leader lain di Singapura, tapi IW nggak kasih apa-apa, malah mau minta duit lagi ke saya untuk beli tiket," kata dia.
Ke Bangkok pun batal, rombongan kembali ke Jakarta. Namun uang saku yang dititipkan ke IW tidak dikembalikan, sisa uang peserta pun tidak dikembalikan. Padahal, peserta trip sudah memintanya.
"Mereka minta uangnya kan, terus IW bilang dia buru-buru harus urus visa umrah, harus pergi cepat-cepat. Uang yang dititip untuk ditukar belum dipisahkan karena masih dolar. IW pergi saja, akhirnya pak rektornya keluar duit buat beli tiket ke Sulsel," jelas K.
Menurut K, jika dihitung-hitung harga paket Rp 13 jutaan perorang dikalikan 15 peserta orang sudah Rp 195 juta. Belum lagi dengan uang saku yang dititipkan ke IW. Semua uang itu tidak kembali.
"Total kerugian bisa sampai Rp 200 juta lebih, Mas. Anggaplah terpakai ke Singapura separuhnya, tetap lebih dari Rp 100 juta juga," kata K.
Sejak kejadian tersebut, para peserta trip sudah mencoba berbagai cara agar IW mengembalikan uang mereka. Mereka pun pernah mencoba mendatangi rumah IW di Jakarta. Tapi semua sia-sia belaka.
Informasi yang diperoleh detikTravel, ini baru satu kejadian saja, masih banyak kejadian lain yang melibatkan IW. detikTravel pun menghubungi IW untuk konfirmasi soal kejadian ini. IW tidak mengangkat telepon dengan alasan sedang rapat dan hanya membalas pendek di pesan Whatsapp.
"Dulu saya buka travel. Tapi sekarang sudah tidak lagi. Ada yang bisa saya bantu, Mas? Saya lagi meeting," kata IW pendek.
Pernah punya pengalaman buruk dengan tour leader atau open trip? Share cerita Anda ke redaksi@detik.travel.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol