"Rapor pariwisata Banyuwangi saat ini sangat positif. Dan ini buah kerja bersama dari semua elemen di Banyuwangi. Dalam beberapa tahun terakhir, kami sangat fokus mendorong sektor pariwisata. Hasil positif yang didapat pun sangat luar biasa," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, dalam keterangan tertulis, Rabu (24/10/2018).
Semakin kuatnya sektor pariwisata, membuat Banyuwangi benar-benar berubah. Pengangguran terbuka salah satu contohnya, jumlah pengangguran terbuka turun 50%. Tingkat pengangguran berada di angka 3,07%, padahal direntang 2010-an, angka pengangguran terbuka masih ada di angka 6%. Begitu juga angka kemiskinan 8,64%, padahal 8 tahun lalu 20,09%.
"Kami benar-benar mendapatkan manfaat dari ini semua. Ada banyak problem yang teratasi. Apa yang kami usahakan ini bisa membawa manfaat besar bagi masyarakat. Kami serius membangun pariwisata ini, sebab potensi jangka panjangnya akan semakin bagus," ungkap Anas.
Catatan positif pun terus berlanjut, produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Banyuwangi naik 115,4%. Angka rilnya saat ini ada di Rp 69,9 triliun, kenaikan juga dialami pendapatan per kapitanya. Angkanya ada Rp 43,65 juta pada 2018, padahal 2010 masih Rp 20,8 juta, perkapita ini naik 109%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menjadi pemicu pertumbuhan perekonomian, pergerakan wisatawan milik Banyuwangi tinggi. Jumlah arus masuk wisman tumbuh 691% dan ada di level 98.970 orang.
Padahal, pada 2010 angkanya hanya 12.500 orang. Untuk arus wisnus tumbuh 10,639% atau 4,83 juta orang di 2018. Jalur udara pun tumbuh 4,144% dan berada di angka 332.550 orang. Padahal, 2010 angka penumpang berada di 7.835 orang.
Tingginya angka kunjungan wisatawan tentu menjadi berkah. Sebab, para wisatawan ini mengeluarkan uangnya untuk menikmati berbagai fasilitas di Banyuwangi.
Rata-rata wisman memiliki kemampuan spending hingga Rp 2,7 juta per trip. Sedangkan Wisnus rata-rata spendingnya sekitar Rp 1,543 juta. Spending para wisatawan ini pun menghadirkan perputaran sekitar Rp 7,7 triliun per tahun.
"Perputaran uang di Banyuwangi saat ini sangat menjanjikan. Lagi-lagi yang menikmati hasil secara langsung adalah masyarakat. Banyuwangi ini bisa digunakan model bagaimana membangun pariwisata yang ideal. Mereka berhasil mengatasi berbagai problem yang muncul sebelumnya," papar Plt Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata RI, Ni Wayan Giri Adnyani.
Pariwisata sudah menjadi penyumbang terbesar PDRB dalam tiga tahun terakhir. Rata-rata pariwisata memberikan kontribusi sebesar 10,3%.
Pada 2016, kontribusi pariwisata terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 9,5% dari Rp 66,3 triliun. Angka fantastis sebesar 11,07% dari Rp 60,18 triliun pun dibukukan pada 2015. Prosentasi ini jadi donatur terbesar pariwisata dalam 6 tahun terakhir.
"Kalau pariwisata maju, otomatis semua akan mengikuti. Porsi sumbangsihnya terhadap daerah juga akan positif," kata Giri Adnyani.
PAD sebesar Rp 37 miliar menjadi target The Sun Rise of Java pada 2018. Angka ini naik Rp 15 miliar dari tahun sebelumnya yang berjumlah Rp 22 miliar.
Optimisme ini tidak lepas dari potensi 89 hotel, 9 hotel bintang (3 dan 4), 485 homestay, dan 750 rumah makan. Selain itu, Banyuwangi ini juga memiliki 58 destinasi wisata plus 68 travel agent.
"Target jelas dimiliki Banyuwangi setiap tahunnya. Sebab, semuanya sangat mendukung. Apa yang telah mereka usahakan kini memberikan feedback sangat bagus," tutup Giri. (mul/mpr)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda