Kemenpar Ajak Dinas Pariwisata Benahi Destinasi Unggulan Biak

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kemenpar Ajak Dinas Pariwisata Benahi Destinasi Unggulan Biak

Akfa Nasrulhak - detikTravel
Sabtu, 30 Mar 2019 17:30 WIB
Foto: Kemenpar
Jakarta - Kementerian Pariwisata mengajak peserta Rapat Koordinasi Dan Sinkronasi Pengembang Destinasi Pariwisata Wilayah Papua dan Papua Barat melihat destinasi Biak yang akan dikembangkan.

Pada kunjungan ini, para peserta diajak mengeksplorasi Goa Jepang serta Kuburan Tua Padwa. Kedua destinasi ini sedang dikembangkan menjadi destinasi unggulan dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) pariwisata.

"Kami ingin seluruh peserta yang merupakan perwakilan Dinas Pariwisata dari Papua dan Papua Barat ini paham keuntungan penggunaan DAK Pariwisata untuk membangunan destinasi di daerahnya. Makanya kami juga ajak mereka melakukan site visit yang saat ini akan dikembangkan dengan menggunakan dana DAK pariwisata," ungkap Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Area IV Kemenpar Kamal Rimosan, dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/3/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pada site visit ini, Goa Jepang menjadi destinasi pertama yang dikunjungi. Meski saat ini kondisi destinasi ini sudah tertata baik, tetapi memang diperlukan pembenahan sehingga wisatawan lebih nyaman. Seperti pengadaan toilet, lahan parkir, serta pagar pembatas. Site plant pun perlu ditata ulang sehingga lebih menarik wisatawan untuk datang.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Biak, Turbey Onisimus Dangeubun, keinginan untuk mengembangkan Goa Jepang bukan tanpa alasan. Destinasi ini selalu mampu menjadi magnet untuk mendulang wisman terutama dari Jepang. Para wisman Jepang ini ingin berwisata sambil berziarah mendoakan arwah leluhurnya.


Menurut Turbey, di Goa Jepang ada 6.000 tentara Jepang yang meninggal pada perang dunia ke 2. Di mana 3.000 di antaranya meninggal saat di bom oleh Amerika. Di tempat ini juga ditemukan berbagai peninggalan perang dunia ke 2 dari mulai senjata, meriam, mobil, hingga bom.

"Makanya banyak sekali wisman Jepang yang berkunjung ke destinasi ini. Minimal ada 2 charter pesawat setiap tahunnya ke Biak baik itu dari Jepang langsung maupun dari Bali. Mereka, khusus berwisata sejarah sambil berziarah. Dari Amerika juga banyak yang datang. Untuk itulah kami akan melakukan penataan di destinasi ini dari dana DAK pariwisata tahun 2019," ungkap Turbey.

Beranjak ke lokasi ke-2, Kuburan Tua Padwa juga tak kalah menariknya. Destinasi ini merupakan komplek pemakaman suku asli Biak zaman dahulu kala. Seperti halnya di Toraja, mayat suku asli Biak hanya diletakkan di dalam goa. Namun uniknya pemakaman ini berlokasi di pinggir pantai. Pemandanganya sangat fantastis. Apalagi di seberang pemakaman berdiri batu karang yang tinggi menambah eksotisnya tempat ini.

"Dispar sudah merenovasi jalan dan tangga menuju lokasi Kuburan Tua Padwa. Di destinasi ini juga sudah dilengkapi dengan toilet serta lampu penerangan. Semua itu kita kerjakan dengan memanfatkan dana DAK anggaran 2017/2018," terangnya.

Sementara itu, Asdep Pengembangan Destinasi Regional III, Harwan Ekocahyo Wirasto, mengatakan Biak menjadi role model yang tepat dalam melakukan serapan anggaran DAK pariwisata. Potensi pariwisata yang ada di daerah ini telah terpetakan dengan baik. Dengan itu, tinggal dilengkapi persyaratan pengajuan DAK pariwisata.

"Saya selalu menyampaikan ke kawan-kawan di daerah, jangan pernah bosan berkoordinasi dengan Kemenpar untuk mengajukan DAK pariwisata. Karena dengan itu kita dapat melakukan pendampingan. Sehingga teman-teman di daerah dapat melengkapi persyaratan pengajuan DAK. Saya harap tahun depan tidak ada lagi ketidaksiapan daerah dalam mengusulkan DAK Pariwisata," ucapnya.

Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, DAK pariwisata harus dioptimalkan. Apalagi Tanah Papua memiliki potensi wisata yang lengkap. Baik itu wisata budaya, sejarah, mau pun alam. Sebarannya pun merata di seluruh Tanah Papua.

"Kita akan terus dorong penyaluran DAK pariwisata di Tanah Papua. Kegagalan daerah dalam memperoleh DAK adalah karena ketidakpahamanan daerah menyangkut mekanisme pengajuan DAK pariwisata. Ini yang kita akan terus sosialisasikan di daerah," ucap Arief. (mul/ega)

Hide Ads