Berkenaan dengan moment tersebut, digelar rapat persiapan di Grand Linouw Tomohon. Rapat itu dihadiri oleh Wakil Wali Kota Tomohon, Syerly Sompotan, Kadis Pariwisata Tomohon, Masna Pioh, Ketua Panitia TIFF 2019, Angelina Tengker, Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Area III Kemenpar, Ricky Fauziani, dan Kurator TIFF 2019, Denny Malik.
Syerly Sompotan mengingatkan, event TIFF harus lebih menarik dan lebih baik dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, semua yang terlibat harus benar-benar bisa memegang komitmen dan menjaga semangat yang sama untuk menjadi yang terdepan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masna Pioh membeberkan, open ceremony TIFF 2019 akan diisi dengan Tari Ma' Zani. Menurutnya, tarian ini merupakan asal mula Tari Ma' Engket di Minahasa yang menggambarkan ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang ada.
"Karena dalam hal ini konteksnya adalah festival bunga, maka kita kaitkan dengan panen bunga. Melalui Tari Ma' Zani, kita bersyukur telah dianugerahi beragam bunga dengan aneka rupa dan warna yang demikian indah," ujarnya.
Peserta rapat kemudian menuju Anugerah Hall untuk meninjau latihan tari yang nantinya akan dipentaskan pada pembukaan TIFF 2019. Sekaligus melakukan Coaching Clinic oleh Kurator sekaligus koreografer senior, Denny Malik.
Dalam paparannya, Denny mengingatkan agar seluruh talent yang terlibat bisa mengikuti latihan dengan lebih serius. Artinya, bukan hanya gerakan yang perlu diperhatikan, tetapi juga ekspresi wajah harus sudah dipraktikkan dengan sungguh-sungguh. Sehingga, ketika tiba hari H untuk tampil, semua bisa berjalan lebih maksimal dan tak lagi canggung.
"Jangan sepelekan latihan. Jangan berpikir: 'ah, ini kan masih latihan, jadi biasa-biasa aja dulu'. Jangan seperti itu! Berlatihlah seolah-olah kalian sudah tampil. Keluarkan seluruh energi dan pesan yang terkandung dalam tarian tersebut. Tanya pelatihnya, apakah harus tampil dengan ekspresi tersenyum, marah, atau bagaimana. Semua sudah harus dilakukan sejak sekarang," tegasnya.
M Ricky Fauziyani menambahkan, tahun 2018 dan 2019, TIFF masuk dalam 100 Calendar of Event (CoE) Kementerian Pariwisata. Khususnya untuk Kategori Wonder Event.
"TIFF telah diikuti oleh berbagai negara sahabat, seprti Malaysia, Vietnam, Korea Utara, India, Rusia, Amerika, Perancis, Belanda, Filipina, dan Hong Kong. Selanjutnya ada Thailand, New Zealand, India, Polandia, Jepang, Australia, Tiongkok, Singapura, Sekretariat Nasional ASEAN, dan Council of Asian Flower Exhibition (CAFE)," bebernya.
Sementara itu, Esthy Reko Astuty menyatakan bahwa TIFF menjadi karnaval bunga terbesar di Indonesia. Bahkan, gaungnya bersaing dengan event serupa di Pasadena, Amerika. Ia mengaku sangat menunggu sentuhan baru dari event ini.
"Ini event luar biasa yang ditunggu banyak orang. Saya yakin dampaknya besar sekali bagi masyarakat sekitar. Bukan hanya pengusaha hotel dan restoran yang diuntungkan, tetapi juga penyewa kendaraan hingga para petani bunga," jelasnya.
Reaksi positif juga disampaikan Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Ia percaya, ditunjuknya Gabby sebagai Ketua Panitia Penyelenggara TIFF 2019 bakal membawa pengaruh besar pada event akbar ini.
"Keterlibatan Gabriella akan membuat TIFF 2019 mampu menarik perhatian milenial. Gaung TIFF 2019 di medsos juga bakal semakin kencang. Ini sekaligus membuktikan bahwa generasi milenial punya kreativitas dan karya yang patut dibanggakan," tandasnya.
(idr/idr)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!