Ti'i Langga, Topi Khas Rote Tiada Dua Penuh Makna

Rote - Pulau Rote di selatan terdepan Indonesia punya beragam budaya. Salah satunya topi Ti'i Langga yang khas bentuknya dan punya makna persatuan.

20-26 Agustus 2019, tim Tapal Batas detikcom bersama Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjelajahi Kabupaten Rote Ndao di NTT. Kabupatennya berupa kepulauan dengan total 96 pulau. Namun, hanya 7 pulau yang berpenghuni dengan Pulau Rote sebagai yang paling besar.

Terdapat 10 kecamatan di Rote Ndao. Tiap kecamatan punya potensi dan tempat wisata yang beragam.

BACA JUGA: Kata Orang Prancis: Rote Seperti Bali Zaman Dulu

Kalau bicara soal Rote, ada satu ciri khasnya yang tidak ditemukan di tempat lain. Ciri khas topi Ti'i Langga.

"Ini topi khas Rote yang sudah ada sejak zaman dulu dan masih digunakan sampai sekarang," kata Frengky, pemandu wisata kami saat di Desa Oetutulu, Kecamatan Rote Barat Laut.

Frengky menjelaskan tentang makna dari topi Ti'i Langga (Afif Farhan/detikcom)

Di Desa Oetutulu banyak para pengrajin topi Ti'i Langga. Topi Ti'i Langga ini bentuknya besar dengan tepiannya lebar. Di bagian atasnya, terdapat seperti cula yang tingginya bisa mencapai 40 cm.

"Bahan utama membuat topi Ti'i Langga ini adalah dari daun pohon lontar. Kemudian dianyam, sampai sekitar 2 minggu lamanya," terang Frengky.

BACA JUGA: Pemandian Paling Indah di Selatan Indonesia

Pengrajin topi Ti'i Langga (Afif Farhan/detikcom)

Bentuk topi Ti'i Langga yang unik rupanya punya arti. Ada makna mendalam tentang persatuan.

"Jika diperhatikan, anyaman pada pinggirannya terlihat begitu erat dan menguatkan. Itu menandakan, kita tidak akan bisa menjadi kuat jika tidak bersama-sama orang lain," terang Frengky.

"Bagi orang Rote sendiri, itu artinya suatu bentuk untuk bersatu dan bersama-sama. Satu lidi bisa patah, tapi seribu lidi tak akan mudah patah, kira-kira seperti itu" lanjutnya.

Memang, terlihat anyamannya begitu rapi dan kuat. Bentuk culanya pada topi Ti'i Langga yang seperti antena ini pun juga maknanya tentang persatuan.

(Afif Farhan/detikcom)

"Ini culanya ada dua anyaman toh. Berarti kalau sendiri, tidak akan bisa berdiri tegak seperti ini. Kita harus bersatu, saling menguatkan," jelas Frengky.

Makna topi Ti'i Langga pun menjadi diaplikasikan dalam keseharian masyarakat di Pulau Rote. Mereka hidup dengan rukun, bersatu, damai dan memiliki toleransi yang tinggi.

"Mungkin orang-orang lain melihat orang Rote itu keras. Tapi begitu kenal, mereka akan tahu bahwa kita sangat rukun dan damai. Toleransi beragama juga sangat tinggi di sini," papar Frengky.

"Kejahatan sangat kecil di Rote, karena kita percaya bahwa kita semua bersaudara," lanjutnya.

BACA JUGA: Rote yang Indah Pelan-pelan Pariwisatanya Berbenah

Topi Ti'i Langga hingga kini masih digunakan oleh masyarakat Rote. Orang-orang tua memakainya untuk pelindung kepala saat menggembala hewan ternak, serta juga digunakan dalam acara-acara adat.

Masyarakat Rote menggunakan topi Ti'i Langga dalam keseharian (Afif Farhan/detikcom)

Bahkan, topi Ti'i Langga juga menjadi suvenir untuk wisatawan. Satu topi Ti'i Langga dibanderol mulai dari Rp 300 ribuan.

BRI sebagai bank nasional pun memliki andil bagi pengrajin suvenir topi Ti'i Langga ini. Lewat program-program yang diberikan, masyarakat Rote dimudahkan untuk membangun usaha suvenir dan lainnya.

BACA JUGA: BRI Bantu UMKM di Rote Ndao Go Online

Topi Ti'i Langga menjadi cerita menarik lainnya dari Rote. Suatu bentuk warisan budaya, yang harus bangsa ini jaga.

"Topi Ti'i Langga semoga bisa menjadi lambang persatuan juga untuk Indonesia," kata Frengky.

Topi Ti'i Langga menjadi suvenir khas dari Rote (Ari Saputra/detikcom)

Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com




(aff/aff)