Karhutla Indonesia: Berimbas ke Tetangga, Disorot Media Asing

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Karhutla Indonesia: Berimbas ke Tetangga, Disorot Media Asing

Shinta Angriyana - detikTravel
Jumat, 20 Sep 2019 08:30 WIB
Presiden RI Joko Widodo meninjau lokasi karhutla. (Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta - Karhutla (kebakaran hutan dan lahan) di Indonesia turut berimbas ke negara tetangga, secara khusus terkait kualitas udara. Hal ini pun tak luput dari sorotan internasional.

Kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah Indonesia yakni Sumatera dan Kalimantan menjadi masalah serius terhadap cuaca di Tanah Air dan sekitarnya. Data BNPB mencatat, 328.724 hektar terbakar dengan 2.719 titik panas selama Januari hingga Agustus 2019.




SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyebabnya bukan saja musim kemarau tetapi juga aktivitas pembukaan lahan perkebunan yang tidak terurus dan tidak bertanggung jawab. Para pekerja perkebunan dan hutan diduga menggunakan teknik tebang dan bakar untuk melenyapkan sejumlah sisa produksi. Akibatnya, api dan asap semakin meluas ke sejumlah wilayah tidak cuma Indonesia tapi hingga Singapura dan Malaysia.

Kesehatan manusia pun berpotensi terimbas. Wilayah Sumatera dan Kalimantan memiliki Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang tinggi. Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di Pekanbaru misalnya, sebesar 276 atau masuk kategori sangat tak sehat. Dilihat di situs KLHK, parameter yang dihitung ialah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikrometer (PM10) per pukul 15.00 WIB.

Karhutla Indonesia Berimbas ke Tetangga, Disorot Media AsingFoto: Chaidir Anwar Tanjung

Sejumlah sekolah dan kantor wilayah terdampak diliburkan untuk meminimalisir aktivitas masyarakat di luar rumah. Tak ayal ini pun menghambat kegiatan sehari-hari, yang dapat berdampak pula kepada sejumlah fasilitas umum dan aktivitas masyarakat.

Menurut AirVisual Kamis (19/9) per pukul 18.00, wilayah Kuching di Malaysia menempati posisi terburuk soal kualitas udara. Begitu pula di wilayah Sarawak, tepatnya di Ibukota Malaysia, Kuala Lumpur di posisi ke-2.

Awal pekan ini Business Insider juga menulis bahwa Singapura pun terkena dampaknya. Tepatnya di hari Senin (16/9), Negeri Merlion berada di posisi ke-6 dengan wilayah yang paling buruk kualitas udaranya. Sedangkan Jakarta, yang beberapa waktu lalu mendapat predikat wilayah dengan kualitas udara terburuk, kini menduduki posisi ke-8.




Media Singapura The Straits Times menulis bahwa udara Singapura menjadi yang terburuk sejak 2016. Selama ini, Singapura yang dikenal minim dengan alam bebas ternyata memiliki kualitas udara yang baik.

Dalam artikel yang sama, kabut asap ini membuat stok masker wajah menipis di sejumlah toko. Bahkan warga Singapura terpaksa harus menunda aktivitas dan para turis yang kecewa karena travelingnya terganggu.

Seorang wisatawan bernama Wu Yuming (26) mengatakan kepada The Straits Times bahwa saat traveling ke Jurong Bird Park, ia dan keluarganya harus berlindung ke dalam ruangan karena udara yang buruk.

Karhutla Indonesia Berimbas ke Tetangga, Disorot Media AsingFoto: Ulet Ifansasti/Getty Images

"Kamu merasa seperti menghirup asap selama 1 jam," kata dia.

Al Jazeera pun menyoroti kegiatan yang harus tertunda di Indonesia akibat kabut asap yang semakin meluas. Begitu pula di Malaysia, di mana 2.500 sekolah terpaksa diliburkan akibat udara yang semakin buruk.




Menurut CNN, pemerintah Malaysia telah mendistribusikan setengah juta masker hari Selasa untuk melindungi diri dari polusi udara. Pemerintah Singapura juga telah mengimbau warganya untuk bertahan di rumah, begitu pula dengan pemerintah Malaysia yang akan menindak tegas perusahaan Malaysia di Indonesia yang berperan dalam kebakaran hutan dan lahan.

Hingga kini, masyarakat di Sumatera dan Kalimantan masih bertarung dengan polusi udara yang juga menjadi sorotan dunia internasional. Sejumlah LSM lingkungan dan masyarakat terus mendesak pemerintah untuk menuntaskan masalah tersebut.


(sna/krs)

Hide Ads