Phuket -
Saat pandemi Corona seperti sekarang, banyak turis AS yang tidak bisa pulang ke negaranya. Tapi anehnya, mereka justru merasa lebih aman di Asia daripada di AS.
Contohnya, seorang traveler bernama Avery Slusher yang berasal dari Cincinnati, Amerika Serikat. Avery yang baru berusia 18 tahun, baru-baru ini kembali ke Negeri Paman Sam setelah 3 bulan liburan di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Anehnya, di masa pandemi virus Corona seperti sekarang, Avery justru merasa lebih aman berada di Asia daripada di Amerika. Apa alasannya?
"Ketika saya berada di Indonesia, para pekerja tidak akan mengizinkan kamu masuk ke kapal tanpa memeriksa suhu badanmu. Di Bali, hand sanitizer ada di seluruh penjuru bandara," kata Avery seperti dikutip detikTravel dari New York Post, Selasa (7/4/2020).
Beberapa pekan lalu, Avery bercerita dirinya terbang dari Chiang Mai ke Phuket di Thailand. Meski hanya penerbangan domestik, tapi prosedur pengecekan suhu tetap dilakukan oleh petugas bandara. Orang-orang bahkan memelototi apabila ada orang lain yang tidak mengenakan masker.
"Kamu tidak akan melewatkan tanda peringatan di sepanjang bandara: 'Apakah kamu berkeringat? Apakah kamu batuk-batuk? Apakah kamu kesulitan bernafas?," kisah Avery.
Berbeda 180 Derajat di Amerika Bahkan di Bandara Bangkok, petugas bandara membagi-bagikan hand sanitizer kepada para penumpang pesawat. Itulah yang membuat Avery merasa terkesan dan aman traveling di Asia selama pandemi Corona.
Sementara itu, hal yang berbeda 180 derajat dialami Avery begitu terbang pulang ke Amerika. Selama 11 jam perjalanan pulang kembali ke AS, Avery diberikan formulir kesehatan untuk diisi. Apakah dirinya mengalami batuk atau demam dan apakah dia pernah berpergian ke negara yang penduduknya positif Corona.
Avery Slusher, turis dari Amerika Serikat Foto: (dok. Avery Slusher/istimewa) |
Form itu nantinya akan dikumpulkan setiba di bandara. Disusul dengan pemeriksaan suhu badan dan pemeriksaan kesehatan lainnya.
Namun betapa terkejutnya Avery begitu mengetahui form kesehatan yang dia isi, rupanya tidak dikumpulkan oleh petugas. Dia juga tidak diperiksa suhu dan pemeriksaan kesehatan lainnya.
"Petugas Imigrasi cuma bertanya, kemana saja saya pergi? Saat saya jawab, saya traveling keliling Asia Tenggara sejak bulan Desember, dia cuma jawab: 'Bagus! Selamat kembali ke rumah' dan mempersilakan saya lewat," kata Avery.
Saat terbang domestik ke Denver dan juga ke Cincinnati, Avery pun mengalami hal yang serupa. Tidak ada pemeriksaan khusus terkait Corona di AS. Para petugas bahkan tidak mengenakan masker
Menurut Avery, seharusnya para petugas di bandara mengecek suhu badan para penumpang. Mereka juga harus mendistribusi hand sanitizer di setiap pojokan bandara, memonitor orang-orang dan aneka langkah pencegahan lainnya.
"Saya merasa lebih aman dimanapun saya berada di benua Asia daripada saya di Amerika Serikat," ujar Avery.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan