Tempat itu bernama I Love BAS (Bhuwana Amertha Saris) yang beralamat di Jalan Raya Jurusan Tampaksiring-Kintamani. Beginilah komentar mereka.
"Tempatnya asik banget dan cuma buat ngopi karena bisa lihat pemandangan asri juga. Di sana kopinya ada khas kopi Bali. Yang spesial ada kopi luwak hasil dari kebun mereka sendiri. Kita juga dijelaskan pembuatan kopi, lalu berpikir harus menikmati kopi dilihat dari prosesnya, " ujar Kiki Ridwan (27), Sabtu (10/2/2018).
Kalau komentar dari pemenang lainnya, Caesa Rahmadanis (23), selama beberapa kali ke Bali, ia belum pernah ke I Love BAS. Ia juga mengaku bukan orang yang kuat minum kopi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seru tempatnya dan rasanya bikin tenang walau ramai datangnya bareng teman-teman," kata Caesa.
Ia pun mendapat pengalaman baru, bahwa ada biji kopi berjenis male dan female. Kalau biji kopi male di dalam satu buah hanya ada 1 bagian biji dan lebih pahit. Sedangkan yang female adalah sebaliknya, yakni berbiji belah atau dua di tiap buahnya.
![]() |
Komentar selanjutnya datang dari William Kelly (27). Ia suka konsep kafe di pinggir tebing yang dalam penyajiannya bisa mencoba berbagai varian kopi.
"Nambah pengalaman sekali. Pemandangannya hijau. Enak sekali. Bagi yang suka maupun nggak suka kopi bakal nyaman di situ. Jadi siapapun bisa menikmatinya," ujar William.
![]() |
Komentar terakhir ada dari Pingkan Pashanita (23). Ia mengaku menyukai suasana yang ada di I Love BAS.
"Saya tidak menyukai kopi, lebih suka coklatnya. Tapi kalau di I Love BAS saya suka sekali karena suasananya yang teduh dan sejuk, " ujar Pingkan.
#dTravelerWithOPPOF5 merrupakan kompetisi jalan-jalan gratis atas kolaborasi OPPO dan detikTravel. 10 dTraveler akan menjelajahi Bali dengan mengikuti berbagai tantangan, menulis pengalaman serunya dan mencoba gadget OPPO F5 yang baru. Mereka yang terbaik, bakal mendapat hadiah lagi berupa jalan-jalan gratis ke Jepang (rdy/aff)
Komentar Terbanyak
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!
Wapres Gibran di Bali Bicara soal Pariwisata, Keliling Pasar Tradisional
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?