Dalam Rapat Koordinasi Nasional (rakornas) Pariwisata di Kementerian Pariwisata, Arief mengatakan LCCT adalah komponen penting untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan asing (Wisman).
"Kita punya target wisman 17 juta sampai akhir 2018 nanti. Kalau tidak punya LCCT, target itu tidak tercapai. Jumlah Low Cost Carriers tumbuh 55 persen per tahun. Di Indonesia sendiri LCC tumbuh sekitar 12 persen per-Tahun. Dan itu kurang, kita butuh 21 persen untuk menggapai target wisman tahun 2018," kata Arief dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut data terakhir Kementerian Pariwisata, wisman masuk sampai akhir tahun 2017 berjumlah 14 juta. Itu artinya, Kemenpar memiliki pekerjaan rumah untuk mendatangkan 3 juta wisman sampai akhir 2018 nanti. Dengan begitu, Arief mengklaim sebagian besar angka wisman akan terpenuhi bila bandara berbiaya rendah dicanangkan.
Dia mengatakan LCCT akan menjadi lokasi pendaratan maskapai berbiaya rendah atau low cost carrier (LCC), sedangkan Indonesia sendiri tidak memiliki LCCT. Maskapai LCC yang masuk Tanah Air akan membayar biaya pajak dengan tarif full service carrier terminal (FSC).
Bila LCCT diterapkan, sejumlah keuntungan akan dirasakan, khususnya bagi budget traveler atau backpacker dan bagi perusahaan maskapai berbiaya rendah.
Sementara Managing Director Lion Group Daniel Putut Kuncoro Adi mengatakan, biaya penjualan tiket maskapai, seperti AirAsia, Lion Air, Wings Air, dan Malindo, dimungkinkan mengalami penurunan, namun hal tersebut bisa terbantu dengan LCCT.
"Mungkin dengan adanya LCCT, tarif pajak bandara bisa diturunkan. Bila semula Rp 150 ribu, mungkin saja bisa jadi Rp 50 ribu. Komponen tiket untuk penumpang juga akan ikut turun," ujarnya di Kementerian Pariwisata di sela-sela rakornas.
Bandara Terminal 2 di Soekarno-Hatta Jakarta dimungkinkan menjadi LCCT. Sedangkan Bandara yang dicanangkan sebagai bandara berbiaya rendah meliputi Banyuwangi, Bandara Silangit, dan Bandara Komodo di Labuan Bajo.
"Kalau sudah dideklarasi menjadi LCCT, tarif penjualan tiket maskapai pun akan disesuaikan. Kami tinggal menunggu pengumuman pihak Angkasa Pura menginformasikan tarif bandara," ujar Daniel.
Gagasan ini disambut baik oleh Chief Executive Officer (CEO) AirAsia Group, Dendy Kurniawan yang ingin LCCT tereasliasi tahun ini.
"Dengan adanya LCCT, sudah pasti Passengger service charge (PSC) akan lebih murah, karena saat in PSC dibebankan ke penumpang," ujarnya.
Ia juga menambahkan, diera milenial saat ini penumpang makin selektif. Mereka tidak peduli mau yang full service atau LCC yang terpenting sampai di destinasi tujuan.
Tonton juga video: 'Ini 5 Makanan Khas Indonesia yang Ditetapkan Kemenpar'
(mul/mpr)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum