Pembangunan peternakan ayam PT Widodo Makmur Unggas di Desa Pacarejo, Gunungkidul, DI Yogyakarta menjadi kontroversi. Sebabnya, lahan seluas 20 hektar dari perusahaan tersebut berada di dalam kawasan Geopark Gunung Sewu.
Lebih mirisnya lagi, saluran limbah peternakan ayam ini mengarah ke bawah tanah. Padahal di bawah tanah ada sungai underground.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BACA JUGA: Bisakah Limbah Peternakan Ayam Merusak Geopark Gunung Sewu?
Artinya, limbah peternakan ayam ada risiko bisa mencemari sungai bawah tanah dan gua-gua di sana. Padahal, gua-gua di sekitarnya sudah menjadi destinasi wisata seperti Gua Jomblang yang terkenal.
"Sekali lagi saya tekankan dan saya sudah survei sendiri, di bawah peternakan ayam itu adalah pertemuan 4 sungai utama bawah tanah yakni Sumuluh Seropan, Jomblang Grubug, Bribin dan Ngingrong. Titik simpul pertemuannya di situ, bisa kita bayangkan nanti akan tercemar dan rusak destinasi-destinasi wisata seperti Kalisuci dan Gua Jomblang," kata dia.
Khususnya Gua Jomblang, gua ini sudah tersohor namanya bagi wisatawan dalam dan luar negeri. Jomblang berada dalam satu sistem gua bernama Grubug, nah sebenarnya fenomena cahaya surga yang terkenal itu adalah di Gua Grubug. Tapi toh, tak masalah menyebutnya berada di Gua Jomblang.
"Gua Jomblang itu merupakan sistem gua yang terhubung dengan gua-gua lain. Di dalamnya ada hutan purba dan sungai bawah tanah. Setelah turun 70 meter secara vertikal dari Gua Jomblang dengan tali, kita akan menjelajahi hutan purba dan memasuki lorong sepanjang 300 meter ke Gua Grubug," kata Cahyo.
![]() |
Cahayanya luar biasa indah. Dengan suasana gua yang sangat gelap, cahaya itu makin terlihat begitu mempesona. Dengan suasana yang tenang pula, cahayanya makin terlihat khidmat. Tak ayal, para traveler yang pernah melihat cahaya ini pasti setuju untuk menyebutnya sebagai Cahaya Surga.
![]() |
"Cahaya Surga ini terbentuk secara alami. Begini, di dasar Gua Jomblang dan Gua Grubug itu ada sungai bawah tanah yang sepanjang 25 km. Sungai bawah tanah itu memiliki jeram-jeram, sehingga partikel airnya terangkat ke udara. Partikel-partikel air itulah yang kemudian membentur cahaya dan menjadi apa yang kita lihat pada Cahaya Surga itu," tambahnya.
Cahyo berujar, dirinya sudah menjelajahi gua-gua di selatan Prancis, gua-gua di Amerika dan gua-gua di Meksiko yang memiliki kontur yang persis seperti Gua Grubug. Namun, gua-guanya tidak memiliki cahaya seperti di Gua Grubug karena beragam hal seperti ada yang tidak memiliki sungai, terkena cahaya matahari atau punya sungai tapi tak memiliki jeram.
![]() |
"Sifat batu gamping di dalam gua tersebut adalah berpori-pori seperti busa. Jarak dari peternakan ayam ke guanya 1,3 km, yang saya prediksi cukup 6 bulan kita bisa terkena dampak limbah dan kotorannya. Ya pikir saja, masa kita mau masukin wisatawan ke 'septic tank'?" terang Cahyo.
BACA JUGA: Nama Indonesia Rusak Jika UNESCO Cabut Geopark Gunung Sewu
(rdy/fay)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit