Dear Traveler, Gunung Rinjani Kemungkinan Ditutup Sampai 2020

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Dear Traveler, Gunung Rinjani Kemungkinan Ditutup Sampai 2020

Harianto Nukman - detikTravel
Selasa, 25 Sep 2018 14:50 WIB
Longsoran yang terjadi di lereng Gunung Rinjani (TNGR) (Harianto Nukman/detikTravel)
Mataram - Longsor terus terjadi di lereng pendakian Gunung Rinjani, Lombok hingga saat ini. Kegiatan pendakian kemungkinan ditutup sampai 2020 menunggu situasi normal.

Kepala Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Sudiyono, menjelaskan longsoran terus terjadi sejak bencana gempa bumi 6,4 Skala Richter mengguncang Lombok pada 29 Juli 2019 lalu. Akibatnya, beberapa jalur utama pendakian tertutup tanah longsoran berpasir dan belum bisa dilewati hingga saat ini.

"Longsoran terus terjadi hingga hari ini (25/9). Belum bisa dipastikan sampai kapan jalur pendakian ke Rinjani ditutup, karena longsoran itu proses yang alami," terang Sudiyono dihubungi detikTravel, Selasa (25/9/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Longsoran itu, jelas Sudiyono, merupakan proses alami yang terus terjadi selama musim kemarau dan kemungkinan bisa akan berlanjut hingga memasuki musim penghujan.

"Rencana anggaran perbaikan untuk jalur pendakian yang terdampak longsoran itu akan kita usulkan nanti antara bulan 4 atau bulan 5 tahun 2019. Untuk Sementara ini kemungkinan pendakian akan kembali normal pada tahun 2020," katanya.

Dampak kerugian yang dialami sejak ditutupnya jalur pendakian ke kawasan wisata Gunung Rinjani yang diperoleh dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tahun 2018 ditaksir hingga mencapai Rp 10 miliar dibandingkan dari target yang bisa dicapai di tahun 2017 lalu.

Selain itu, dampak sosial ekonomi lainnya, sebanyak 89 track organizer dan 1.226 orang porter dan guide ikut terdampak. Mereka harus rela kehilangan sumber penghasilannya yang bergantung dari pariwisata Gunung Rinjani.

Untuk mengatasi dampak dari ditutupnya pariwisata ke kawasan Gunung Rinjani yang bisa dilakukan oleh pihak TNGR, salah satu solusinya dengan mencari alternatif objek wisata lain untuk dinikmati wisatawan di kawasan Rinjani.

Karena itu, pihak TNGR akan segera berupaya melakukan survei untuk mencari kemungkinan spot wisata baru yang dimaksud hingga jalur pendakian ke puncak Gunung Rinjani kembali normal. (bnl/fay)

Hide Ads