Dampak Pemasangan Barikade, Jumlah Kunjungan Wisata di Dlingo Menurun

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Dampak Pemasangan Barikade, Jumlah Kunjungan Wisata di Dlingo Menurun

Pradito Rida Pertana - detikTravel
Minggu, 09 Jun 2019 10:15 WIB
Barikade di simpang 4 Patuk, Gunungkidul (Pradito Rida Pertana/detikcom)
Bantul - Memasuki H+4 lebaran, jumlah kunjungan wisata di kawasan wisata Mangunan mengalami penurunan. Hal itu diduga karena pemasangan barikade di simpang 4 Patuk.

"Kalau dibandingkan dengan tahun lalu memang ada penurunan (kunjungan wisata ke Dlingo). Karena libur lebaran tahun 2018, khususnya saat H+ lebaran seperti ini bisa mencapai 60 ribu kunjungan wisatawan, tapi tahun ini hanya sekitar 40 ribu kunjungan wisatawan," ujar Ketua Koperasi Noto Wono selaku pengelola 11 obyek wisata alam di Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Purwo Harsono kepada wartawan, Sabtu (8/6/2019).

Lanjut pria yang kerap disapa Ipung ini, penurunan tersebut diduga karena barikade yang terpasang di simpang 4 jalur Patuk-Dlingo, Kecamatan Patuk, Gunungkidul. Menurutnya, pemasangan barikade berupa road barrier itu membuat bus besar tidak bisa berbelok ke jalur Patuk-Dlingo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang di persimpangan Patuk menuju Dlingo itu sering macet kalau tidak diberi barikade. Tapi tolong jangan dadakan seperti ini, kan bisa dicarikan jalur alternatif lainnya dulu, karena kalau seperti ini bus pariwisata harus memutar jauh untuk masuk ke jalur Patuk-Dlingo," ucapnya.

"Belum lagi kalau memutar bisa menimbulkan kemacetan di Jalan Wonosari-Jogja, dan itu bisa membuat bus-bus besar itu terpaksa harus ke Gunungkidul, padahal tujuan awalnya ke Dlingo," sambung Ipung.

Barikade yang dipasang untuk mengurai kemacetan Barikade yang dipasang untuk mengurai kemacetan (Pradito Rida Pertana/detikcom)
Padahal, selama libur lebaran tahun ini Dinas Perhubungan (Dishub) dan polres Bantul telah menyarankan agar bus besar yang hendak menuju Puncak Becici melintasi jalur Patuk-Dlingo. Hal itu untuk mencegah bus besar melintasi jalur Imogiri-Dlingo dan jalur Pleret-Dlingo via Cino Mati.

"Pemasangan barikade itu (di simpang 4 Patuk) sudah dari hari H lebaran sampai hari ini, mungkin itu kebijakan Pemkab Gunungkidul agar arus lalin (lalu lintas) Wonosari-Jogja tidak macet," katanya.

"Tapi kalau terus-terusan kan bisa berdampak ke pelaku wisata (di Kecamatan Dlingo), padahal dari Pemkab Bantul sudah menyarankan bus besar lewat situ (jalur Patuk-Dlingo) kalau mau ke Puncak Becici atau Mangunan," imbuh Ipung.

Karena itu, ia berharap agar Pemkab Bantul dan Pemkab Gunungkidul bisa mencari solusi terbaik. Mengingat satu-satunya jalur untuk bus besar menuju ke kawasan wisata Mangunan adalah melalui adalah jalur Patuk-Dlingo.

"Sebenarnya barikade itu tidak apa-apa terpasang di tengah jalan, asal diberi ruang sedikit lah, agar bus besar bisa lewat atau memutar untuk menuju jalur Patuk-Dlingo," katanya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dishub Kabupaten Bantul, Aris Suharyanta mengaku belum ada komunikasi dengan Dishub Kabupaten Gunungkidul terkait pemasangan road barrier di tengah-tengah simpang 4 Patuk. Padahal jalur Patuk-Dlingo memang diperuntukkan untuk bus-bus besar yang hendak menuju obyek wisata di Kecamatan Mangunan.

"Mungkin pemasangan itu (barikade di simpang 4 Patuk) agar arus lalu lintas jalan Wonosari-Jogja lancar. Tapi fungsi jalur Patuk-Dlingo sebagai jalur alternatif bus-bus besar menuju tempat wisata Mangunan jadi kurang maksimal," ujarnya saat dihubungi detikcom, Sabtu (8/6/2019).

"Karena itu kami akan berkoordinasi dengan Dishub Kabupaten Gunungkidul untuk menyelesaikan permasalahan ini," imbuh Suharyanta. (rdy/rdy)

Hide Ads