Imbas Aksi People Power, Kunjungan Turis China ke Bali Turun

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Imbas Aksi People Power, Kunjungan Turis China ke Bali Turun

Aditya Mardiastuti - detikTravel
Selasa, 25 Jun 2019 10:20 WIB
Foto: Ilustrasi Bali (Thinkstock)
Denpasar - Kunjungan turis asal China ke Bali mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Penurunan ini terjadi imbas aksi People Power bulan Mei lalu.

Turis China masih mendominasi kunjungan pariwisata di Pulau Dewata, meskipun tercatat mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Rupanya penurunan itu turut dipengaruhi oleh situasi politik pada bulan Mei lalu seperti isu people power, bencana alam, dan juga penutupan toko-toko nakal.

"Tiongkok turun 29 persenlah kurang lebihnya, kemarin ada juga travel advisory dari beberapa negara terkait situasi politik, terus juga ada pertanyaan terkait bencana alam posisi Bali bagaimana, kita buat official statement supaya paham misal dari Palu ke Bali itu 2,5 jam artinya 10 ribu km, supaya dia paham kita tidak bohong," kata Kepala Dinas Pariwisata Bali AA Gede Juniartha Putra saat ditemui di kantor Bali Tourism Board (BTB) Jl Raya Puputan, Denpasar, Bali akhir pekan lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BACA JUGA: Hingga Bulan Mei 2019, Ada 2,3 Juta Wisman Liburan ke Bali

"Situasi dalam negeri, kayak kemarin itu ada suasana politik berapa negara ngeluarin travel advisory karena cerita mereka seperti aksi people power itu mengerikan beritanya, 'aduh Denpasar ke Jakarta itu 1,5 jam 1.000 km' itu yang kita share biar orang nggak ngawur-ngawuran, di Bali sih biasa aja, tapi memang mengerikan people power itu makanya keluar travel advisory," sambungnya.

Juniartha mengatakan penurunan kunjungan turis asal China paling terlihat dari menurunnya jumlah rombongan tur. Meski begitu dia optimistis ada peningkatan kualitas para turis yang datang berkunjung ke Pulau Dewata.

"29 persen itu dari kasus yang kemarin itu, grouping itu turun tapi nggak apa-apa karena kita sekarang cari yang berkualitas," tuturnya.



Di lokasi yang sama, Dubes Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok Djauhari Oratmangun tetap optimistis Bali masih jadi pilihan liburan bagi warga China. Dia pun turun tangan untuk membantu promosi agar periwisata Bali kembali bergairah.

"Saya terus melakukan langkah-langkah promosi lakukan langkah terobosan, karena itu saya tanya ada penurunan jumlah tapi pemasukannya bertambah nggak, mungkin jumlah turun tapi target marketnya itu untuk ya itu meningkat. Jadi mungkin penghasilan atau pemasukannya bertamabh. Selalu dilihat jumlah dan penghasilan, karena high class kan naik karena itu target kita, ini buat Bali transisi ke stage yang lebih baik, saya masih optimistis," ucap Djauhari. (ams/wsw)

Hide Ads