Koteka merupakan busana asli Papua. Koteka digunakan untuk menutupi bagian alat kelamin pria. Tapi sebenarnya, sejak usia berapa orang Papua mulai pakai koteka?
Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto punya jawabannya. Menurut Hari, koteka memang sudah mulai dikenalkan sejak orang Papua masih kecil, lebih tepatnya saat balita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BACA JUGA: Koteka, Pakaian Tradisional Papua Itu Terancam Punah
Namun sayang, penggunaan koteka zaman sekarang sudah bergeser oleh kemajuan zaman. Anak muda Papua saat ini sudah banyak yang meninggalkan koteka dan berganti menjadi pakaian modern.
"Saat ini, generasi tua di pegunungan tengah Papua dan daerah Meepago tidak mengajarkan generasi muda untuk memakai koteka, begitu pula pendidikan formal juga tidak mengajarkan," imbuh Hari.
Hari mengkhawatirkan bahwa kebudayaan asli Papua, berupa Koteka akan punah di masa depan. Jika tidak ada yang mau memakainya lagi, Koteka hanya akan jadi suvenir belaka. Labu bahan pembuat koteka juga akan jadi bahan sayuran saja.
"Pada masa mendatang dikhawatirkan labu pembuat koteka hanya dijadikan sayur untuk dikonsumsi, sebagai obat tipes atau obat sakit tenggorokan, serta koteka dijual sebagai souvenir," ungkapnya.
![]() |
Padahal Koteka memiliki arti tersendiri bagi kebudayaan Papua. Menurut penelitian Hari, masing-masing Koteka memiliki ciri khasnya tersendiri.
"Koteka masing-masing suku di Pegunungan Tengah dan Meepago bervariasi dan memiliki kekhasan tersendiri. Suku-suku di Pegunungan Tengah yang memakai koteka yakni Suku Dani, Yali, Lani, Amungme, Moni dan Mek, yang meliputi 10 kabupaten. Sementara di wilayah Meepago yang meliputi Nabire, Deyai, Dogiyai, Paniai, Mimika dan Intan Jaya," jelas Hari.
Sungguh sangat disayangkan jika nanti Koteka sebagai kebudayaan asli Papua harus tersingkir oleh modernitas. Sebisa mungkin kebudayaan asli seperti ini harus dilestarikan agar tidak punah di masa depan.
(wsw/aff)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang